SERANG, BINGAR.ID – Pandemi Covid19 benar benar memunculkan banyak kebiasaan baru. Salah satunya adalah kewajiban menggunakan masker dimanapun. Hal ini rupanya dilihat secara jeli sebagai peluang menambah pundi-pundi uang oleh puluhan ibu yang tergabung dalam komunitas Saung Rajut Banten (Saraba).
Dengan semangat, ibu-ibu dengan berbagai latar belakang profesi ini merajut masker serta konektor masker yang kemudian dijual untuk menambah pemasukan keluarga. Tak hanya menambah pemasukan, merajut ini jadi salah satu cara bagi ibu-ibu tersebut melepaskan stres selama di rumah saja.
Ketua Saraba, Novi Aryani mengatakan kepada bingar.id bahwa sebelum pandemi Covid, komunitasnya sering menggelar pertemuan di Alun-alun Serang. Di dalam pertemuan itu mereka bercengkrama sambil saling bertukar trik merajut.
Tapi semenjak pandemi, Saraba tak bisa lagi menggelar pertemuan. Maka sebagai gantinya mereka sering menggelar pertemuan di dunia maya. Dari pertemuan itu, para ibu mendapatkan ide untuk membuat masker rajutan.
Apalagi, rajutan adalah kerajinan yang dikerjakan murni dengan tangan. Maka setiap desainnya sangat terbatas, bahkan bisa jadi hanya satu satunya sehingga sangat ekslusif. Inilah yang dipandang oleh para ibu di Saraba sebagai peluang bisnis masker dan konektor.
“Iya karena kan manusia itu senangnya yang berbeda. Kalau masker rajutan desainnya bisa disesuaikan dengan permintaan customer. Selain itu, bagi yang tak mau memakai masker rajutan kami juga membuat konektor atau penyambung untuk masker medis yang talinya hanya sampai telinga,” kata Novi sambil menambahkan masker medis dengan jenis tali yang hanya sampai telinga membuat para muslimah kesulitan memakainya. Oleh karena itu butuh semacam tali untuk menyambung agar bisa tetap dikenakan.
Hingga kini, masker dan konektor masker buatan para ibu Saraba sudah dipasarkan hingga ke seluruh wilayah Banten bahkan keluar Banten seperti Jakarta dan Bandung. Apalagi, Saraba juga bagian dari komunitas merajut yang lebih besar lagi yaitu Asosiasi Rajut Indonesia (ARI). Oleh karena itu pemasaran produknya juga terbantu oleh luasnya jaringan tersebut.
Sebagai informasi, sebelum pandemi Covid-19, karya ibu-ibu Saraba ini sudah menembus pasar internasional hingga ke Qatar. Produknya meliputi sepatu, tas, boneka, gantungan kunci, dan aksesoris. Soalnya Saraba digandeng dan dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten dan sering mewakili Banten dalam aneka pameran di seputaran Banten bahkan ke provinsi lain. (Ishana/Red)