SERANG, BINGAR.ID – Program Padat Karya Tunai (PKT) yang digulirkan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3) melalui Operasi dan Pemeliharaan (OP) II di Kampung Tanara, Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang telah berakhir.
Program tersebut mengamanatkan kegiatan pemasangan bronjong sepanjang 180 meter di saluran Pembuang Jenggot, anak Sungai Cidurian, yang melintasi daerah tersebut.
Melalui program PKT, kegiatan itu tentu melibatkan langsung masyarakat setempat. Hal ini dianggap pilihan tepat saat masyarakat kesulitan di tengah pandemi Covid-19. Soalnya, biaya pembangunan tersebut dikelola langsung oleh masyarakat.
Baca juga: Waduk Karian dan Sindangheula Diyakini Mampu Kendalikan Banjir di Banten
“Masyarakat yang tadinya terdampak Covid, jadi ada penghasilan ketika dipekerjakan. Secara ekonomi terbantu dan secara kesehatan juga karena kami semua tergerak untuk mengerjakan program padat karya ini,” kata salah seorang warga, Ismail, Sabtu (28/11/2020).
Lantaran dikerjakan secara swakelola masyarakat, maka perencanaan dan hasil kegiatan merupakan keinginan masyarakat. Dengan begitu mereka lah yang merasakan dampaknya langsung. Salah satunya, kini kawasan tersebut lebih tertata rapi.
“Kalau masalah bronjong, sebelumnya kawasan ini kumuh dan tidak tertata rapi. Banyak hal-hal negatifnya. Tapi sesudah adanya program bronjong, Alhamdulillah terlihat secara dhohir baik, tertata rapi. Dan dilihat secara batin sejuk dan nyaman,” sambung Ismail.
Baca juga: Siaga Bencana, BBWSC3 Kerahkan Enam Unit Excavator
Padahal sebelumnya, pemukiman masyarakat kerap terendam jika terjadi rob atau hujan deras akibat meluapnya aliran sungai tersebut.
“Sebelumnya, saat musim hujan, itu banjirnya sampai meluap ke kampung karena enggak ada pembatas. Namun InsyaAllah setelah bronjong dipasang, air tidak meluap lagi ke kampung saat hujan deras,” ucapnya yakin.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharaan II pada Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3), Tanto Sugiharto menjabarkan, program padat karya tunai itu memang digulirkan untuk membantu masyarakat yang kesulitan akibat pandemi Covid-19.
“Pembangunan ini adalah bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang terimbas pandemi, berupa sebuah program Padat Karya Tunai, yang mana masyarakat setempat yang diutamakan untuk dapat bekerja menerima insentif dan manfaat,” jelasnya.
Baca juga: Selesai Dipersolek, Situ Palayangan Diyakini Berikan Multi Efek
Dengan melibatkan hampir 1,749 pekerja setiap harinya, kegiatan itu selesai tak lebih dari tiga bulan.
“Kegiatan ini membangun bronjong sepanjang 180 meter dan galian sedimen sekitar 1,700 meter kubik yang dilakukan manual oleh masyarakat. Pemeliharaan tersebut dilaksanakan sejak bulan September hingga 17 November 2020. Semua pekerjaan sudah tuntas dikerjakan,” tegasnya.
“Semoga pekerjaan Padat Karya Tunai ini dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, terutama mereka yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19,” harapnya. (Ahmad/Red)