BINGAR.ID – Presiden Joko Widodo menyinggung pemyaluran Dana Desa yang dinilai masih lambat. Padahal menurut presiden, dana desa dapat digunakan untuk Bantuan Sosial (Bansos) warga yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19) dan program padat karya tunai. Sementara saat ini implementasi penyaluran Dana Desa baru sebesar Rp72 triliun atau hanya 13 persen.
“Laporan yang saya terima di akhir Maret 2020, Dana Desa yang tersalur baru 32 persen yaitu hanya pada posisi angka Rp9,3 triliun dari pagu tahap yang pertama sebesar Rp28 triliun, artinya dari total Rp72 triliun baru 13 persen, masih kecil sekali,” singgung Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference tentang Percepatan Program Padat Karya Tunai, dari Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020).
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi menginstruksikan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi membuat panduan pedoman untuk menyelenggarakan program padat karya tunai di desa, agar penyaluran Dana Desa dapat dipercepat dan diterima langsung oleh masyarakat.
“Saya minta agar dari kementerian desa membuat pedoman memberikan panduan agar program padat karya ini betul-betul bisa masif dan tepat sasaran,” ujar Jokowi.
Kepala Negara juga menginginkan program padat karya tunai ini diberikan prioritas pada keluarga-keluarga miskin. Juga diberikan pada pengangguran dan yang setengah menganggur.
“Kalau bisa upah kerja diberikan setiap hari tapi kalau tidak bisa ya satu minggu,” katanya.
Presiden Jokowi juga mengingatkan agar pelaksanaan padat karya tunai terus memperhatikan protokol kesehatan. Ia tidak ingin aksi program padat karya tunai menjadi pemicu penyebaran Covid-19 baru.
“Saya ingatkan agar pelaksanaan padat karya tunai menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Menjaga jarak dan memakai masker sehingga pelaksanaan program padat karya tunai tidak mengganggu upaya kita dalam memutus rantai penyebaran Covid-19,” tandas Jokowi. (Ahmad/Red)