PANDEGLANG, BINGAR.ID – Kelompok Tani Kopi Citaman Lawangtaji di Desa Juhut, Kabupaten Pandeglang, baru saja meresmikan program Desa Berdaya Eduwisata Kopi. Program ini merupakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli, yang menggandeng Srikandi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten.
Pembina Srikandi PLN UID Banten, Luky Artanti menyampaikan, sebelum PLN Peduli masuk ke Desa Juhud, produksi kopi masih menggunakan peralatan tradisional, tetapi kini bantuan PLN mengubah semua itu menjadi modern, memiliki nilai jual tinggi, bahkan berdampak luas bagi kemajuan desa melalui komoditas lain, tidak hanya kopi.
Baca Juga : PLN UP3 Banten Selatan Jajaki Kerja Sama dengan Balai TNUK
“Di Juhut, kami memberikan bantuan alat pasca-panen berbasis listrik seperti mesin pengering dan roaster kopi. Dampaknya langsung terasa, kualitas dan volume produksi meningkat, petani semakin percaya diri dalam bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Luky Artanti.
Luky Artanti menjelaskan, program ini telah dimulai sejak tahun 2022 dan melibatkan Kelompok Tani Citaman Lawangtaji. Desa Juhud sudah menjadi destinasi wisata baru yang memesona di Kabupaten Pandeglang.
Baca Juga : PLN Setor Rp65,59 Triliun Lewat Dividen, Pajak, dan PNBP
“Alhamdulillah kopi unggulan, Kopi Leupeh Lalai asal Juhut berhasil meraih cupping score tertinggi untuk kategori Robusta pada ajang Java Coffee Culture dan mulai dilirik untuk pasar ekspor,” ucap dia.
Staf Ahli Bupati Pandeglang, Budi S. Januardi berharap agar program yang telah direalisasikan ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi terus berkelanjutan, mengingat potensi besar yang dimiliki wilayah kaki Gunung Karang.
Baca Juga : PLN Perkuat Layanan dan Kepedulian Sosial di Selatan Banten
“Alhamdulillah program TJSL dari PLN untuk pengembangan kopi di Desa Juhut sudah terealisasi. Harapannya tentu berkelanjutan, karena Gunung Karang ini masih menyimpan banyak potensi komoditas unggulan lainnya, seperti talas beneng yang juga tak kalah prospektif,” ujar Budi.
Ia juga menekankan, saat ini pusat-pusat perekonomian berada di level komunitas dan desa. Oleh karena itu, pemberdayaan desa berbasis potensi lokal seperti kopi Juhut harus mendapat perhatian lebih.
“Kopi dari kaki Gunung Karang ini istimewa, bahkan usia tanamnya sudah lebih dari 100 tahun. Ini warisan yang harus kita pelihara. Kami berharap PLN terus memberikan dukungan agar potensi seperti ini bisa terus dikembangkan,” kata dia. (Ahmad)