Pimpinan Ponpes Alkhoziny Serukan Solawat dan Dirikan Solat

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhoziny, Kadutomo, Jiput, Pandeglang, Banten, KH. Khozinul Asror

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Bagi umat islam Isra Mi’raj merupaka peristiwa sejarah yang sangat penting untuk di peringati. Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab di tahun ke delapan kenabian.

Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril melakukan perjalanan pada malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Lalu, Nabi diangkat ke langit ke tujuh untuk bertemu dengan Allah SWT.

Setelah bertemu dengan Allah, Rosulullah mendapat perintah agar melaksanakan salat 50 waktu dalam sehari. Namun, kekasih Allah itu meminta keringanan hingga perintah salat menjadi lima waktu dalam sehari. Sejak saat itu umat Islam mesti melakukan salat wajib lima waktu.

Allah mengisahkan kisah Isra Miraj didalam Alquran surat Al Isra. Kisah ini, hendaknya diimani sebagai kejadian luar biasa yang terjadi karena kekuasaan Allah.

“Isra Miraj digambarkan, sebagai perjalanan fisik dan spiritual (rohani), yang bersumber dari kitab suci Alquran surat Al Isra dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Diharapkan seluruh umat Muslim memperbanyak Sholawat,” kata Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhoziny, Kadutomo, Jiput, Pandeglang, Banten, KH. Khozinul Asror, Senin (23/3/2020).

Sebagai umat muslim dan hamba Allah yang beriman, diharapkan pula momen ini dimanfaatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Melakukan muhasabah dengan memperbanyak berdzikir, memohon ampunan (istighfar) kepada Allah SAW, serta berdoa dan bersholawat kepada Nabi.

“Musibah itu bukan hanya penyakit, atau banjir dan sejenisnya. Tapi, banyak jenis musibah yang lain yang terkadang manusia tidak sadar. Oleh karenanya, semoga musibah yang melanda bangsa Indonesia dan seluruh belahan dunia ini, segera berlalu,” tambahnya.

Ditegaskannya pula, salah satu hikmah memperingati Isra Mi’raj adalah, anjuran untuk mengimplementasikan nilai-nilai ibadah Solat dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam hadits, Solat diibaratkan sebagai tiang agama dan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dengan Solat juga, dapat mendidik seorang muslim menjadi pribadi yang bersih, jujur dan sabar,” ujarnya, seraya menyatakan, siapa yang mendirikan Solat, sama dengan menegakkan agama. Tapi sebaliknya, siapa yang meninggalkan Solat, sama dengan merobohkan agama (Sajid/Red)

Berita Terkait

Berita Terbaru