Peringati Tiga Tahun Tsunami Selat Sunda, KPPC Akan Gelar Doa dan Zikir Bersama

Peringatan Tsunami Selat Sunda

Salah satu potret dampak kerusakan Tsunami Selat Sunda di pesisir Pandeglang pada 22 Desember 2018 lalu. Lebih dari 400 jiwa meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. (Dok. Indonesia.go.id)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Komunitas Perduli Pariwisata Carita (KPPC) akan menggelar peringatan tiga tahun tragedi Tsunami Selat Sunda akibat letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terjadi 2018 lalu, yang dipusatkan di Masjid Syeh Al-Khuseni, Carita-Pandeglang, pada Jumat malam Sabtu 24 Desember 2021, sekitar pukul 20.00 WIB.

Peringatan itu akan diisi dengan sejumlah kegiatan seperti istigasah dan haul korban tsunami Selat Sunda serta mengenang letusan dahsyat Krakatau 1883 silam.

Baca juga: 2 Tahun Tsunami Selat Sunda, Pemerintah Perkuat Vegetasi Pantai di Pandeglang

Ketua KPPC, Franky Supriyadi mengatakan, sebenarnya kegiatan peringatan Tsunami Selat Sunda dan Haul Korban Tsunami tersebut, untuk yang kali ketiga. Tapi peringatan yang dilaksanakan secara terbuka adalah yang pertama kali dilakukan, karena di saat peringatan tahun kedua, terkendala pandemi Covid-19.

“Pada tanggal 22 Desember 2018, peristiwa tsunami yang disebabkan oleh letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka dan 23 orang hilang akibat peristiwa tersebut. Dari sinilah awal kegiatan haul korban Tsunami Selat Sunda dan mengenang Krakatau 1883 dilaksanakan,” jelas Franky, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Rangkaian Kegiatan Refleksi 2 Tahun Tsunami Selat Sunda

Peringatan tragedi Tsunami Selat Sunda, haul korban tsunami Selat Sunda dan mengenang Krakatau 1883 tersebut, diakui Franky sebagai sarana berkumpul dan bersilaturahminya Muspika, pelaku dan penggiat pariwisata di Carita, serta sejumlah organisasi kemanusiaan.

“Kegiatan ini selain sebagai sarana berkumpul dan bersilaturahim, juga sebagai ajang intropeksi diri, disamping kita berdoa bersama, untuk para korban tragedi Tsunami Selat Sunda, sambil menggelar acara santuna yatim, ceramah, zikir bersama, dan berdoa untuk bangsa agar selalu dijaukan dari musibah, serta bencana,” tambahnya.

Baca juga: Penyintas Tsunami Selat Sunda Kembali Memupuk Asa di Tengah Dilema

Dia berharap acara tersebut bisa menjadi sebuah peringatan untuk semua. Dan dirinya pun menjamin, meskipun kegiatan tersebut dilakukan secara terbuka, namun untuk mengantisipasi kemungkinan adanya klaster baru Covid-19 pada acara itu, dia akan tetap terapkan aturan Protokol Kesehatan (Prokes) ketat.

“Ini adalah peringatan ketiga, tapi dilaksanakan untuk yang pertama kali. Itu pun akan kita lakukan dengan standar Prokes yang kita sediakan dan lakukan. Dan ini rencananya akan selalu kita jadikan sebagai angenda tahunan KPPC,” pungkasnya. (Syamsul/Red)

Berita Terkait