PANDEGLANG, BINGAR.ID – Acuy (36) salah satu korban selamat dari sembilan nelayan KM Puspita Jaya merasa bersyukur bisa berkumpul kembali bersama keluarganya di Kecamatan Labuan, Pandeglang.
Acuy menceritakan, ia bersama Wawan dan Udi terombang-ambing selama satu hari satu malam di tengah laut antara Pulau Rakata dan Panaitan hanya menggunakan kayu bekas KM Puspita Jaya yang hancur akibat dihantam ombak.
Pertaruhan Acuy tak berjalan mulus ketika mencari daratan bersama dua rekannya. Pasalnya, mereka kembali terhalang gelombang tinggi hingga berpisah dengan Udi.
Baca Juga : 6 Penumpang KM Puspita Jaya Sudah Pulang ke Labuan, 10 Orang Masih Dalam Pencarian
Tak lama setelah berpisah, Acuy melihat sebuah perahu nelayan yang sedang memancing di tengah laut, hingga ia bersama Wawan menghampiri kapal itu.
“Waktu ketemu sama perahu (Nelayan Yang Sedang) mancing, Pak Udi sudah ada disitu. Beruntung saat itu kondisi saya enggak lemah, sehingga saya masih bisa meminta pertolongan, lalu langsung didekati oleh perahu itu,” kata Acuy, Minggu, (21/6/2020).
Narya, pemilik perahu nelayan yang saat itu menolong korban mengatakan, pada saat itu perahu miliknya mengalami mati mesin selama 7 hari. Saat perhau Narya terombang-ambing di laut, ia melihat Udi yang berenang tanpa tujuan.
Baca Juga : Kapal Nelayan Tenggelam, 10 Orang Dikabarkan Hilang di Perairan Selat Sunda
“Yang di tolong ini teranjang, cuma pakai topi doang. Dia (Udi) berenang sekuat-kuatnya enggak punya tujuan, saya bingung awalnya gimana ini, motor saya mati enggak bisa menghampirinya,” ujarnya.
“Setelah bertemu dengab Udi, kemudian kedua temannya bernama Wawan dan Acuy menyusul,” pungkasnya.
Baca Juga : Kisah Sang Nahkoda KM Puspita Jaya Yang Tenggelam
Sampai hari ketiga pencarian 7 korban yang saat ini belum ditemukan belum juga membuahkan hasil. Padahal, Tim Sar Gabungan dari Banten dan Lampung sudah menyisir perairan Selat Sunda. (Fauzan/Red)