Pengajuan Kredit Perbankan Warga Pandeglang Sebagian Besar untuk Konsumsi

Ekonomi

Ilustrasi kegiatan berbelanja. (Pexels)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Masyarakat di Kabupaten Pandeglang tergolong konsumtif. Hal ini dibuktikan dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2024.

Dalam data itu menyebutkan bahwa 66,31 persen dari total kredit yang digulirkan perbankan dimanfaatkan masyarakat Pandeglang untuk konsumsi. Sementara kredit untuk modal usaha hanya mencakup 28,68 persen, sedangkan untuk kebutuhan investasi sebesar 5,01 persen.

Baca Juga : Bank bjb Salurkan Kredit Modal Kerja Kepada Pabrik Gula Rajawali I

Kepala BPS Pandeglang, Achmad Widijanto menuturkan, kredit untuk kebutuhan konsumsi warga Pandeglang bisa bermacam-macam. Bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, membeli kendaraan, atau memperbaiki rumah.

“Kalau melihat kecenderungan masyarakat, konsumsinya bisa untuk beli kendaraan atau membangun rumah. Itu kan statusnya konsumsi karena memang buat dinikmati langsung. Meskipun ada yang produktif juga yah, tapi lebih banyak kredit konsumsinya,” katanya, Kamis (3/10/2024).

Baca Juga : Kemenkeu Buka Peluang Lanjutkan Subsidi Bunga Kredit UMKM

Namun, melihat data distribusi ini, dia menilai perlu kebijakan yang mendukung akses yang lebih mudah untuk pinjaman usaha, guna meningkatkan penggunaan kredit yang lebih produktif. Karena terlihat dari data, pengajuan kredit pinjaman ke bank untuk modal usaha tidak sampai 30 persen.

“Memang secara umum level masyarakat itu untuk konsumsi. Kecuali modelnya kaya KUR (Kredit Usaha Rakyat, red) itu untuk produktif, tuh,” jelasnya.

Tingginya kebutuhan konsumtif warga Pandeglang itu, berkelindan dengan data kredit yang disalurkan oleh bank di Pandeglang. Hingga akhir Desember 2023, kredit yang disalurkan mencapai Rp6,91 triliun, meningkat 3,84 persen dibandingkan dengan tahun 2022.

Baca Juga : Pemerintah Beri Kelonggaran Bagi Nelayan yang Punya Kreditan

Jumlah kredit ini hampir dua kali lipat dari dana yang dihimpun, menunjukkan bahwa Pandeglang masih menghadapi defisit dana perbankan. Kondisi ini memaksa Pandeglang untuk mengandalkan dana tambahan dari luar wilayah untuk memenuhi kebutuhan kredit. (Ahmad)

Berita Terkait