Pasutri di Kaki Gunung Karang Tinggal di Gubuk Reot

Sapiah saat di wawancarai wartawan

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Pada usianya yang tak lagi muda pasangan suami istri Jari (75) dan Sapiah (53) harus rela tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH) di kampung Ciparumpang RT 04 RW 03, Desa Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Pandeglang.

Jari dan Sapiah sudah belasan tahun menempati gubuk rombeng itu bersama kedua anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Didalam gubuk berukuran 4×4 itu, keluarga Jari tidur berdesak-desakan di amben sepetak, beralaskan kasur tipis.

“Sudah belasan tahun tinggal disini. Saya tinggal disini ikut dengan suami,” kata Sapiah kepada tim Bingar.id, Rabu (13/5/2020).

Saat melihat kondisi dalam rumah, hanya melihat satu kamar. Sapiah Mengaku jika saat malam tiba, dirinya tidur bersama dua anaknya, namun suaminya tidur di samping dengan kondisi dinding bambu yang sudah berlubang.

“Untuk tidur pun harus berdesak-desakan. Bapak tidurnya di situ (menunjuk tempat duduk) kalau saya disini bersama kedua anak saya,” kata Sapiah sambil tersenyum-senyum.

Sapiah Mengaku, untuk kebutuhan sehari-harinya, dirinya bersama suaminya hanya mengandalkan orang lain yang ingin di bijit. Dari hasil memijit, suaminya hanya diberikan dengan sukarela tanpa di patok.

“Kalau bapak hanya sebagai tukang urut. Cuma segitu penghasilan kami, saya engga tau seharinya dapat berapa. Soalnya suami engga pernah cerita,” piluhnya.

Namun saat disinggung terkait bantuan dari Pemerintah, Sapiah pun mengaku sering mendapatkan. Baik dari Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Iya dapat dari pemerintah,” singkatnya.

Sementara itu Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, Tri Purnawati mengatakan jika keluarga tersebut sudah mendapatkan bantuan program pemerintah sejak tahun 2009 hingga sampai saat ini.

“Dulu pernah bantuan program Lansia, RTLH (Rumah tidak Layak Huni) dapet. Cuma si ibu engga tau itu kalau dari pemerintah,” imbuhnya.

Namun saat disinggung terkait bantuan RTLH yang belum selesai, ia berjanji akan mencari swadaya dari berbagai instansi. Pasalnya, bantuan RTLH yang didapat keluarga Sapiah pada tahun 2019 hanya sekitar Rp7,5 juta. Sehingga bangunannya pun tidak dapat diselesaikan lantaran kekurangan biaya.

“Insyaallah habis lebaran kami akan mencari swadaya dari berbagai sumber,” pungkasnya.(Azis/Red)

Berita Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru