PANDEGLANG, BINGAR.ID – Aktifitas Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Kabupaten Pandeglamg jarang diketahui masyarakat luas. Sifatnya yang pemalu menjadi salah satu faktor badak ini sulit ditemui oleh manusia.
Bahkan para peneliti yang mulai melakukan pengamatan dan inventarisir pada tahun 1967 saja, hanya mampu melakukan pengamatan dan inventarisasi secara manual.
Mulai dari mengamati jejak kaki badak dan beberapa jenis temuan lainnya, seperti kotoran, urine, bekas tumbuhan yang dimakan, dan bekas gesekan pada batang pohon.
Namun sejak tahun 2011, pengamatan dilakukan menggunakan kamera trap, yang bisa mengambil foto dan video secara otomatis berdasarkan sensor gerak. Setidaknya ada sekitar 40 kamera trap yang dipasang di area yang biasa dilintasi badak.
Baca Juga : Pembukaan Wisata Ujung Kulon Tunggu Intruksi KLHK
Alhasil aktifitas badak dapat diketahui oleh masyarakat, meski tidak secara langsung. Salah satunya, Aktifitas badak yang diunggah oleh oleh Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar dalam akun facebook resminya.
Badak Jawa bernama Musofa itu terekam kamera selama 2 menit 15 detik, sedang berkubang di kubangan air terjun Blok Cigenteur, TNUK.
“Musofa sedang melakukan aktivitas berkubang dan guling-guling di kubangan. Mosofa berjenis kelamin jantan diperkirakan berusia 7 tahun,” kata Siti Nurbaya dalam facebooknya, Senin (29/6/2020).
Siti Nurbaya melaskan, Musofa pertama kali teridentifikasi sebagai individu badak yang ke-56 pada tanggal 16 Maret 2013. Ketika itu Musofa terekam kamera trap pada kegiatan saat dilakukan monitoring Badak Jawa di Blok Cihandeuleum grid 35AN.
Ia juga menjelaskan, aktivitas berkubang yang dilakukan Badak itu agar suhu dan kelembaban tubuhnya terjaga, sekaligus mengurangi parasite.
“Untuk menjaga suhu dan kelembaban tubuh, pemenuhan mineral, mengurangi parasite dan untuk beristirahat. Biasanya dilakukan setidaknya 2 kali dalam sehari dengan durasi terlama sampai dengan 3 jam,” jelasnya.
Baca Juga : Badak Bercula Satu Terlihat Asik Berendam di Pantai Ujung Kulon
Upaya konservasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon dilakukan melalui perlindungan dan pengamanan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon melalui patroli rutin. Monitoring terhadap Badak dan pembinaan habitat (Rhino Monitoring Unit) juga terus dilakukan. Termasuk penanaman dan pemeliharaan pakan Badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon.
Untuk diketahui, populasi Badak Jawa di Indonesia sampai dengan tahun 2019 tercatat sebanyak 72 ekor, dengan komposisi 39 jantan dan 33 betina. Badak Jawa juga termasuk hewan yang dilindungi UU, dan dikategorikan sebagai critically endanger atau terancam punah, lantaran hanya ada di Jawa, Ujung Kulon. (Fauzan/Red)
Lihat Vidio Berikut :