Mengenal 6 Kain Tradisional Indonesia yang Sudah Mendunia

Selain batik dan tenun, masih banyak jenis kain tradisional lainnya yang juga sangat indah. (Foto: GNFI)

BINGAR.ID – Berbicara mengenai budaya Indonesia yang kaya, kain tradisional merupakan salah satu warisan budaya kebanggaan Indonesia yang wajib Anda kenali lebih dalam. Selama ini Anda mungkin sudah mengenal beberapa jenis kain tradisional Indonesia, misalnya saja kain batik atau kain tenun.

Ternyata, selain kedua kain tradisional tersebut, masih banyak lho jenis kain tradisional lainnya yang juga sangat indah. Tak hanya estetik, kain-kain tersebut juga ternyata sarat makna! Penasaran apa saja? Ini dia ulasan lengkapnya!

1 | Songket  Minangkabau

Songket Minangkabau (Wikipedia)

Bagi Suku Minang, Songket menjadi bagian yang tak terpisahkan. Pasalnya, kain tradisional ini masih dikenakan untuk berbagai upacara adat, baik upacara adat tingkat tinggi seperti upacara Batagak Pangulu (Pengangkatan Pemimpin Adat), maupun ragam prosesi dalam upacara pernikahan.

Sejarah Songket Minangkabau sendiri berasal dari Kerajaan Sriwijaya yang kemudian dikembangkan melalui Kerajaan Melayu, hingga akhirnya masuk ke ranah Minang. Konon, Songket tercipta sebagai alat ekspresi karena jaman dahulu, orang-orang Minang tidak bisa menulis, sehingga mereka mengekspresikan perasaanya ke dalam sehelai songket. Itulah mengapa, setiap motif Songket Minangkabau punya makna yang berbeda-beda.

Baca juga: Deretan Rujak Nusantara yang Akan Menggugah Lidah Anda

Motif-motif Songket Minangkabau hadir dalam wujud simbol-simbol alam, terutama tumbuhan, sebut saja beberapa motif Songket Minangkabau antara lain Bungo Malur, Kudo-Kudo, Kain Balapak Gadang, Pucuak Ranggo Patai, Pucuak Jawa, Pucuak Kelapa, dan masih banyak lagi.

Nah, dua motif yang paling terkenal Songket Minangkabau adalah motif Kaluak Paku dan Pucuak Rabuang. Kedua motif ini punya makna yang mendalam lho. Kaluak Paku (lekuk pucuk pakis muda) memiliki makna introspeksi diri di mana sebelum menilai orang lain, nilailah diri sendiri. Sedangkan, motif Pucuak Rabuang melambangkan kehidupan yang bermanfaat.

Diambil dari filosofi rabuang (bambu muda) yang hingga tuanya mencerminkan proses kehidupan yang bermanfaat, motif ini punya nilai yang mendalam bahwa manusia pun, sepanjang kehidupannya harus bermanfaat.

2 | Songket Palembang

Songket Palembang (budaya.co)

Selain Minangkabau, songket juga menjadi kebanggaan di Palembang. Pada tahun 2013 silam, Songket Palembang diresmikan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Sebagai kain tradisional yang diwariskan secara turun temurun, kain Songket Palembang tak hanya memiliki nilai keindahan dan seni yang tinggi, tetapi juga sarat akan  makna filosofis, yakni melambangkan kemakmuran, kejayaan, serta keberanian.

Baca juga: 6 Olahraga Tradisional Unik dan Ekstrim di Indonesia

Kata ‘songket’ sebenarnya berasal dari kata sungkit yang artinya mengait. Nama tersebut diberikan karena dianggap cukup mewakili proses pembuatan kainnya, yakni dengan cara mengaitkan kain tenun, lalu menyelipkan benang emas, kemudian ditenun kembali hingga sempurna. Perlu diketahui juga bahwa kain Songket Palembang terdiri dari beberapa jenis, di antaranya Songket Lepus, Songket Tabur, Songket Bunga, Songket Limar, Songket Tretes, dan Songket Rempak.

3 | Lurik Yogyakarta

Lurik Yogyakarta (Brilio)

Jika Anda sedang menghabiskan waktu di Yogyakarta, jangan ragu untuk membeli kain Lurik. Kain yang ditenun dengan motif garis-garis searah ini sangatlah indah dan cocok untuk dibuat menjadi berbagai macam pakaian. Kain tradisional dari Jogja ini biasanya dibuat dari serat kapas, serat kayu, serat sutera, atau serat sintetis.

Untuk kain tenun tradisional, biasanya pembuatannya menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang digerakkan oleh manusia di mana pengrajin akan memintal serat dengan tangan. Meski sudah banyak digunakan untuk acara modern, hingga saat ini kain Lurik juga biasa digunakan untuk upacara adat, misalnya saja saat acara mitoni dan labuhan.

4 | Sasirangan Banjar

Sasirangan Banjar (banjarmasinkota.go.id)

Suku Banjar di Kalimantan Selatan juga memiliki kain adat sendiri yang disebut dengan kain Sasirangan. Menurut catatan sejarah, kain ini sudah ada sejak abad ke-12. Menurut cerita dari penduduk setempat, kain ini merupakan karya dari Patih Lambung Mangkurat setelah ia bertapa di atas rakit Balarut Banyu selama 40 hari 40 malam. Banyak masyarakat yang percaya bahwa kain ini memiliki kekuatan magis yang dapat digunakan untuk mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat.

Baca juga: Delapan Ide Aktivitas Seru di Rumah Saat Akhir Pekan

Sama seperti kain tradisional Indonesia lainnya, kain Sasirangan juga memiliki teknik serta motif yang khas. Motif kain ini dibuat dengan teknik jelujur atau garis vertikal yang memanjang dari atas ke bawah. Ada tiga jenis motif utama yang dikenal masyarakat dalam membuat kain Sasirangan antara lain motif lajur, motif ceplok, dan motif variasi. Masing-masing motif juga memiliki makna yang berbeda mulai dari kekuasaan, kejujuran, keindahan, keakraban, dan masih banyak lagi.

5 | Tenun Lombok

Tenun Lombok (@kainlombok)

Berbicara tentang kain tradisional Indonesia, rasanya tak lengkap jika belum menyebutkan kain Tenun Lombok yang sangat populer. Kain ini banyak dicari dan dikagumi oleh para kolektor dan wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Kain yang proses pembuatannya bisa sampai puluhan hari ini memang sangat istimewa dan memiliki nilai estetik yang sungguh memikat.

Keindahan itu dihasilkan dari keuletan para perempuan yang  menenun dengan cara yang masih tradisional, serta penggunaan kapas dan pewarna yang juga masih alami. Jika Anda ingin berbelanja kain tenun atau belajar menenun secara langsung, jangan lupa untuk datang ke 5 Desa Tenun.

6 | Tenun Endek

Endek Bali (Google Images)

Anda tentu tahu dengan kain tradisional yang sudah mendunia ini? Ya, namanya adalah kain Endek. Kain tenun yang berasal dari Bali ini sempat ramai diperbincangkan sebab kain indah ini masuk koleksi Spring/Summer 2021 rumah mode ternama dunia, Dior.

Sejarahnya, kain ini mulai berkembang sejak tahun 1985 pada pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung, Bali. Nama Endek berasal dari “endek” atau “ngendek” yang berarti diam atau tetap dan tidak berubah warnanya. Jadi, ketika proses pembuatannya, benang yang diikat dan dicelupkan pada pewarna, benang tersebut warnanya tidak berubah.

Baca juga: 7 Rekomendasi Sneakers Hitam yang Bisa Bikin Gaya Makin Asyik

Sama dengan wastra nusantara lainnya, kain tenun Endek ini juga punya motif yang beragam. Setiap motifnya punya makna dan penggunaannya masing-masing. Motif patra dan encak saji misalnya, kedua motif tersebut bersifat sakral dan hanya digunakan pada saat upacara keagamaan. Sedangkan, motif kain Endek lainnya, seperti flora, fauna, tokoh pewayangan, dan motif geometris biasa dikenakan untuk kegiatan sosial atau menjalani kehidupan sehari-hari.

Bangga sekali menjadi bagian dari Indonesia yang kaya akan budayanya yang indah dan penuh makna, kan? Selain mengetahui keragaman kain tradisional Indonesia, Anda juga harus aktif melestarikan kerajinan, kebudayaan, serta alam yang ada di Indonesia. (Ahmad/Red)

Berita Terkait

Berita Terbaru