LEBAK, BINGAR.ID – Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Lebak menerapkan proses kegiatan pembelajaran dengan sistem klaster guna menghindari penyebaran Covid-19. Salah satu sekolah yang menerapkan sistem itu ialah SDN 3 Rangkasbitung.
Pembelajaran dengan sistem klaster atau kelompok dinilai sangat tepat, karena kebanyakan siswa di sini hanya sebagian kecil yang memiliki gadget.
Sebab, orang tua siswa merupakan bekerja serabutan petani dan buruh perkebunan. Bahkan, lokasinya sekolahnya pun berada di lingkungan Perkebunan III Cisalak Baru PTPN VIII.
“Kami lebih memilih pembelajaran klaster,” kata Kepala SDN 3 Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak Sukilan, dilansir dari Antara pada Selasa (14/7/2020)
Dengan demikian, kata dia, pihaknya tidak melaksanakan proses kegiatan belajar dengan sistem online atau daring.
“Kami yakin pembelajaran klaster itu lebih efektif, karena tenaga pengajar bisa mendatangi kelompok siswa itu,” ujarnya.
Menurut dia, pembelajaran klaster tetap menjalankan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan yang disediakan masyarakat.
Saat ini, jumlah siswa sebanyak 270 orang mulai kelas I sampai VI dan enam guru selama berlangsung pembelajaran wajib menerapkan protokol kesehatan.
Meskipun di wilayahnya masuk zona hijau penyebaran Covid-19, namun tetap proses pembelajaran harus menjalankan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai Covid-19
“Kami berharap dengan sistem klaster itu semua siswa bisa menerima pembelajaran,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi mengatakan, kebijakan pemerintah memperbolehkan pembelajaran siswa SD dan SMP dengan sistem daring maupun klaster untuk pencegahan Covid-19. Namun dalam proses pembelajaran tersebut pihak sekolah mengembalikan kepada orang tua siswa.
“Jika orang tua siswa itu memilih proses pembelajaran klaster maka tidak ada masalah dan sebaliknya jika orang tua mereka memilih daring maka tidak masalah juga. Yang penting anak-anak bisa belajar,” pungkasnya. (Fauzan/Red)