Mas Kawin Orang Tua yang Ubah Jalan Hidupnya

Hakim Najili, CEO Kumbang Photography (Istimewa)

SERANG, BINGAR.ID – Tak selalu mudah untuk menggapai cita-cita. Akan selalu ada halangan dan rintangan yang kadang bisa melemahkan jalan menggapai asa.

Seperti halnya yang dialami Hakin Najili, seorang pemuda yang menggandrungi dunia fotografi. Hakin perlu berapa kali jatuh bangun dalam menekuni hobinya. Salah satunya soal keterbatasan ekonomi, membuatnya kesulitan meng-upgrade peralatan.

Padahal berbicara fotografi pasti berbicara teknologi yang selalu berkembang pesat. Kita dituntut untuk (minimalnya) mengetahui peralatan yang dipakai dalam menunjang hobi kita.

“Perjalanan saya selama kurang lebih 9 tahun menggeluti dunia fotografi pastinya banyak hal-hal yang harus dilewati terlebih dahulu, seperti untuk membeli kamera saja susahnya minta ampun saat itu. Karena saya sendiri saat itu masih kuliah dan ekonomi keluarga saya yang pas-pasan, kalangan menengah lah istilahnya,” ujar Hakin saat berbincang dengan Bingar.id, Sabtu (25/4/2020).

Namun kondisi itu tak lagi dirasakannya. Kini berkat ketekunannya dalam dunia fotografi, Hakin sukses membangun sebuah studio mini bernama Kumbang Photography yang berlokasi di Kampung Kabayan, Desa Mekar Baru, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang. Salah satu cita-citanya sejak lama.

“Saya sudah membuka satu studio mini dengan brand Kumbang Photography, yang setidaknya bisa menyalurkan hobi menjadi sedikit komersil,” ujarnya.

Hakin menceritakan, perjalanannya ini tak lepas dari peran orang tua. Hal itu bermula dari sebuah kado istimewa pemberian orang tuanya yang mengubah jalan hidupnya kini. Sebuah kamera DSLR kelas pemula.

Lebih spesialnya, ternyata kamera itu merupakan hasil penjulan mas kawin milik orang tuanya yang sengaja dikonversi menjadi sebuah kamera untuk menunjang hobi sang buah hati.

“Kamera DSLR pertama saya waktu itu kado ulang tahun dari ibu saya, yang ternyata uang untuk membeli kamera tersebut hasil menjual mas perkawinannya dengan bapak saya. saat itu antara sedih dan seneng, campur jadi satu bergejolak di dalam diri saya,” kenang Hakin.

Jauh sebelum mendapatkan kado itu, Hakin hanya mengandalkan sebuah kamera saku atau pocket yang fasilitasnya terbatas. Apalagi dia mempelajari fotografi secara mandiri atau autodidak sejak tahun 2011.

Setelah kado dari orang tuanya itu, melecut Hakin untuk serius menekuni hobinya dan bertekad memberikan hasil dari pemberian orang tuanya itu.

“Saya sendiri belajar fotografi secara autodidak , namun dalam hati saya telah bertekad, saya pasti bisa,” katanya yakin.

Kini dari studio mini itu, dia mampu meraup pendapatan yang lumayan. Setiap bulannya tak kurang dari Rp4 juta dapat dikantonginya dari bisnis tersebut.

“Untuk satu bulan penghasilan bisa mencapai Rp4 juta,” sebutnya.

Dia pun memberi tips bagi siapapun yang ingin memulai hobi fotografi. Salah satunya terkait dengan “pegangan” kamera. Hakin menyarankan untuk menggunakan kamera DSLR Canon jenis 1100D. Dia menilai, kamera dengan tipe itu mudah dan simpel.

“Pada tahun 2014 saya mulai mengenal dan memiliki kamera DSLR dari Canon tipe 1100D, yang pasti kamera yang paling tepat bagi pemula atau orang yang baru mau mengenal dunia fotgrafi. Karena semua setting-an di kamera tipe tersebut diatur lebih simpel dan mudah dipahami,” sarannya. (Syamsul/Red).

Berita Terkait

Berita Terbaru