Mahasiswa UIN SMH Banten, Kupas Ilmu Tajwid Dalam Sebuah Buku

Mahasiswa UIN SMH Banten, Ridwan Setiawan saat menunjukan karyanya yang berjudul Mempelajari Ilmu Tajwid Dengan Baik dan Benar (ISTIMEWA)

SERANG, BINGAR.ID – Ridwan Setiawan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten, mampu membuat buku hasil karangannya sendiri.

Padahal, saat ini ia masih duduk di semester dua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Menurutnya, dari hasil karangan yang buku yang ia buat itu sudah mampu terjual hingga ke luar Provinsi Banten.

“Di UIN SMH Banten baru smester dua, Alhamdulillah, buku yang pertama itu buku tentang ilmu tajwid, Udah kesebar ke, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Jakarta Pusat dan Jawa tengah. Purbalingga ada juga uang ke Palembang. Kurang lebih sudah 56 orang yang pesan variatif, ada satu orang 11 buku ada yang kurang ada yang lebih pesanan nya,” kata Ridwan Setiawan. Minggu (12/7/2020)

Dengan judul buku yang ia buat “Mempelajari Ilmu Tajwid Dengan Baik dan Benar”. Pada buku tersebut terdapat 98 halaman yang mengupas secara tuntas dalam tata cara pembelajaran ilmu tajwid secara Umum. Menurutnya, satu buku ia bandrol dengan harga Rp38 ribu.

“Ada 98 halaman semuanya itu, satu bukunya di jual cuman Rp38 ribu. Jadi membahas ilmu tajwid secara umum saja di buku itu mah,” ujarnya.

Diakuinya, dalam pembuatan satu buku itu ia menghabiskan waktu kurang lebih selama 3 bulan. Bahkan, dalam mencetak hasil buku yang ia tulis itu pun justru ia harus merogoh kantong sendiri.

“Lama bikinnya, kurang lebih hampir tiga bulanan itu. Kalau mengajukan nya mah cuman satu Minggu juga di acc lalu di cetak. Ada sih yang bimbing mah dalam membuat buku itu dosen kampus. Modal awal kurang lebih Rp700 ribu dari uang sendiri sisa uang jajan,” jelasnya.

Kendati ia berencana, usai buku pertama nya yang ia buat bisa laris. Saat ini ia masih menyusun buku baru yang berjudul, ” Kata-kata Motivasi Cinta”.

“Kalau yang udah di buat dua buku, tapi yang baru selesai cetak baru ilmu tajwid satu buku lagi belum beres. Ga tau jadi atau tidak itu masih berharap,” katanya.

Dalam kesehariannya, selain ia sibuk menimba ilmu di kampus, justru ia juga menekuni ilmu agama di pondok pesantren Riyadhul’Awamil yang beralamat di Kampung Pujuh Kelurahan Sukajaya Kecamatan Curug, Kota Serang.

“Kalau pagi sampe siang kuliah pulang kuliah tinggal di pondok pesantren,” tandasnya. (Syamsul/Red)

Berita Terkait

Berita Terbaru