JAKARTA, BINGAR.ID – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pengembangan wilayah dan percepatan pembangunan infrastruktur di Provinsi Banten akan difokuskan pada lima hal. Salah satunya, pengembangan konektivitas Tol Serang-Panimbang.
Luhut menjelaskan pengembangan konektivitas Jalan Tol Serang-Panimbang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas Banten Selatan dan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Tol yang berada di koridor tengah ekonomi Banten ini akan dibangun sepanjang kurang lebih 83,6 kilometer dan melewati kurang lebih 50 desa/kelurahan. Fokusnya pun akan bergerak pada sektor industri manufaktur, perdagangan, logistik, pemukiman, dan jasa.
Baca juga: Gubernur WH Kembali Tekankan Pembebasan Lahan PSN Dipercepat
Pembangunan tol tersebut dibagi menjadi tiga seksi. Seksi pertama diharapkan selesai pada tahun 2021 dengan panjang jalan 26,5 kilometer, sedangkan seksi 2 dan 3 ditargetkan rampung pada tahun 2023.
“KEK Tanjung Lesung tidak akan berjalan kalau kita tidak perbaiki fasilitas dan aksesibilitas menuju ke sana,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).
Selain Tol Serang-Panimbang, pembangunan sarana prasarana Bendungan Karian dan sistem penyediaan air minum (SPAM) Karian-Serpong juga menjadi fokus pengembangan Banten.
Bendungan Karian akan mampu menjadi pengendali banjir, menjadi salah satu titik wisata air, juga menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan potensi 1,8 MW. Kapasitas Bendungan Karian adalah sebesar 314,7 juta meter kubik.
Bendungan ini juga menyediakan kebutuhan air sebesar 9,1 meter kubik per detik untuk Kabupaten Lebak, Pandeglang, Tangerang, Tangerang Selatan, dan DKI Jakarta serta memfasilitasi kebutuhan air 5,5 meter kubik per detik untuk Daerah Irigasi Ciujung dan suplai air untuk Kota Cilegon dan Kabupaten Serang.
“Kekurangan air di dunia akan terjadi dan kita harus menyiapkan diri dari sekarang. Jangan tebang hutan karena merupakan salah satu sumber persediaan air,” jelas Luhut.
Berikutnya, pemerintah juga menjadikan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung sebagai fokus pengembangan Banten. Kawasan seluas 1.500 hektare itu diproyeksikan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 85.000 orang hingga tahun 2025.
Kawasan ini nantinya memiliki potensi pariwisata yang beragam, mulai dari keindahan pantai, pemandangan langsung ke Gunung Krakatau, keberagaman flora dan fauna, serta kekayaan budaya.
Baca juga: Waduk Karian dan Sindangheula Diyakini Mampu Kendalikan Banjir di Banten
Lokasi ini juga diperkirakan akan menarik banyak wisatawan domestik karena letaknya yang dekat dari Ibukota Jakarta, yakni 170 kilometer atau sekitar 2,5-3 jam perjalanan darat.
Kemudian, pemerintah juga akan mengembangkan wilayah Kota Baru Maja yang merupakan major project untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Luhut menuturkan sejauh ini ada 200 ribu rumah yang sudah dan akan dibangun di Kota Baru Maja.
Terakhir, pengembangan kawasan industri terintegrasi Wilmar. Kawasan industri ini diharapkan mampu menyediakan gas hingga 20 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dan listrik hingga 500 megawatt (MW) bagi tenant. Lahan seluas 800 hektar yang rencananya akan digunakan sebagai kawasan industri pun telah disiapkan.
“Kita harus prioritaskan, enggak bisa semuanya direalisasikan diwaktu yang bersamaan,” ungkapnya. (Agisna/Red)