Lima Subsektor Ekraf yang Akan Dikembangkan Pandeglang

Ekraf di Pandeglang

Kriya menjadi salah satu subsektor yang akan difokuskan Pandeglang untuk meningkatkan Ekonomi Kreatif. (Istimewa)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Kabupaten Pandeglang, akan mengembangkan lima subsektor Ekonomi Kreatif (Ekraf). Lima subsektor ini diyakini akan mendongkrak potensi Ekraf sekaligus pariwisata di Pandeglang.

Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pariwisata dan Ekraf pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pandgelang, Maman Rukmana menyebut, lima subsektor itu meliputi Kriya, Kuliner, Fesyen, Fotografi, dan Seni Pertunjukan.

Baca juga: Kemenparekraf Sedang Susun Jenis Bantuan Pariwisata Tahap II

“Pemilihan lima subsektor itu karena selama ini ekosistem Ekraf di Pandeglang terkonsentrasi pada subsektor-subsektor tersebut,” katanya, Senin (14/3/2022).

Dia menilai, lima subsektor itu cocok dengan karakteristik Pandeglang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah, terutama untuk pengembangan subsektor Kriya.

“Melihat kekayaan alam yang masih banyak pohon dan SDA yang melimpah, itu di Kriya yang potensinya besar. Lainnya mengikuti tren seperti kuliner,” sambungnya.

Baca juga: Program Unggulan Kemenparekraf untuk Pulihkan Ekonomi Nasional

Maman menambahkan, Dispar akan membantu pengembangan pelaku Ekraf dilima subsektor tersebut. Salah satu yang sedang difokuskan, yakni pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Selain untuk memproteksi usahanya dari plagiat, HKI juga diyakini dapat meningkatkan nilai jual sebuah produk.

“Kami resah karena banyak pelaku Ekraf belum sadar untuk melindungi HKI. Ketika mencari produk asal Pandeglang, belum banyak memproteksi dirinya lewat HKI. Data yang kami terima tidak lebih dari 5 pelaku usaha yang sudah memiliki HKI. Tapi beberapa diantaranya dimiliki oleh orang luar daerah,” bebernya.

Baca juga: Fekraf Bikin Sayembara Logo HUT Kota Serang, Hasilnya Akan “Dihibahkan” ke Pemkot

Adapun sejauh ini, Disparbud baru mencatat ada 51 pelaku Ekraf di Pandeglang, yang didominasi oleh subsektor Kriya dan Kuliner.

“Namun kami berupaya untuk mendata kembali keberadaan mereka karena kami perlu juga membuat pemetaan berikut titik koordinatnya,” tutupnya. (Ahmad)

Berita Terkait