Laba Perumdam Pandeglang Tahun 2022 Melesat, Capai Rp2,7 Miliar

Perumdam Pandeglang

Direktur Utama Perumdam Tirta Berkah Pandeglang, Euis Yuningsih tengah memotong tumpeng saat merayakan HUT Ke-33 Perumdam. (Istimewa)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Berkah Pandeglang, pada tahun lalu mencatatkan laba yang jauh lebih besar dibanding tahun 2021 silam.

Perusahaan air plat merah itu membukukan laba mencapai Rp2,7 miliar. Sementara tahun 2021, laba yang diperoleh hanya sekitar Rp1,2 miliar. Capaian ini sekaligus menjadi kado baik bagi Perumdam yang memasuki usia 33 tahun.

“Alhamdulillah laba kita dari Rp1,2 miliar jadi Rp2,7 miliar. Kami akan terus berbuat banyak untuk pelanggan mulai dari peningkatan pelayanan, perbaikan, pengecatan, membelian pompa, pembelian pipa baru, dan memasang sambungan kerumah,” ujar Direktur Utama Perumdam Tirta Berkah Pandeglang, Euis Yuningsih, dalam peringatan HUT Ke-33 Perumdam, Jumat (24/2/2023).

Baca juga: Perumdam Bingung Cari Biaya Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air di Penyangga KEK Tanjung Lesung

Dia mengatakan, pencapaian itu tidak lepas dari perbaikan pelayanan yang terus dilakukan Perumdam. Salah satu yang krusial adalah pergantian pipa saluran sepanjang 2.494 meter. Pergantian dilakukan sebagai upaya optimalisasi pelayanan air bersih kepada pelanggan Perumdam Tirta Berkah Pandeglang.

“Mulai dari perbaikan pipa bocor, pengecatan, pembelian mesin pomp, hingga pembelian pipa baru. Untuk pergantian pipa saluran sepanjang 2.494 meter,” katanya.

Dia menyebut, saat ini jumlah pelanggan Perumdam Tirta Berkah sebanyak 21.845 Sambungan Rumah (SR) yang tersebar di 58 desa dan 23 kecamatan.

“InsyaAllah pertengahan tahun ini ada distribusi air kurang lebih 50 ribu liter per detik, ini akan masuk sebagai pelanggan,” ucap Euis.

Baca juga: Bila Juni 2022 Tidak Ada Penyesuaian Tarif Air Bersih, Pemda Harus Siap Subsidi Perumdam

Adapun berdasarkan laporan keuangan Perumdam Tirta Berkah Pandeglang sesuai SAK ETAP baik dari BPKP maupun KAP mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2023, mendapat kriteria Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dengan Laporan akumulasi kerugian dari mulai berdirinya perusahaan sekitar Rp11 miliar turun menjadi Rp9 miliaran.

“Tahun 2023 ini akan kita bayarkan lagi sebesar Rp3 miliar. Jadi di 2024 nanti tersisa Rp6 miliar dan tentunya terus secara bertahap akan kita lunasi,” tutup Euis. (Ahmad)

Berita Terkait