PANDEGLANG, BINGAR-ID – Tingginya angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pandeglang, bisa dikatagorikan mengkhawatirkan. Pasalnya, penyebaran virus dengue yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina ini, seakan merata terjadi di seluruh daerah di Pandeglang.
Seperti halnya diakui Kepala UPT Puskesmas Cikupa Pandeglang, Hasan Jaelani, yang menurutnya, saat ini telah terjadi peningkatan kasus DBD, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana sejak memasuki awal tahun 2024 hingga saat ini, Puskesmas Cikupa telah menangani sekitar 17 pasien yang positif DBD.
Baca Juga : Tiga Orang Meninggal Akibat Tingginya Kasus DBD di Pandeglang
“Ya pada saat ini perkembangan kasus DBD memang terlihat ada peningkatan, hal ini kemungkinan diakibatkan oleh perubahan iklim yang tidak menentu, sehingga mengakibatkan perkembangan jentik nyamuk DBD tersebut, semakin cepat,” jelas Hasan, Rabu 28 Februari 2024.
Baca Juga : Sejak Awal Tahun 2024, RSUD Berkah Tangani Ratusan Pasien DBD
Dikatakannya juga, selain faktor cuaca yang tidak menentu, prilaku masyarakat yang kurang memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta minimnya kesadaran akan lingkungan bersih, juga menjadi bagian paling besar terciptanya sarang nyamuk jenis Aedes aegypti tersebut.
“Selama ini kami telah memberikan advokasi, maupun sosialisasi pada masyarakat, terkait pentingnya PHBS, dan selalu menghimbau agar masyarakat mau bergotong royong dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), melalui gerakan Menguras, Menutup, Mengubur dan Mendaur ulang, atau 3 M Plus,” tambahnya.
Baca Juga : Selama 2023, Kasus DBD di Pandeglang Mencapai 463 Penderita
Diakui Hasan, pasien yang diduga positif DBD yang datang dan mendapat perawatan di Puskesmas Cikupa, Pandeglang, diakuinya lebih banyak yang melakukan rawat jalan. Namun dari beberapa pasien tersebut, ada juga yang sempat dirujuknya ke RSUD Berkah, untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
“Untuk bulan Januari saja, kita mendapati pasien positif DBD sekitar 9 orang, dan di bulan Februari-nya, ada sekitar 8 orang, diluar pasien yang diduga DBD yang menjalani rawat jalan. Dan berkaca dari itu semua, selain himbauan pada masyarakat, kami pun telah menyediakan serbuk Abate gratis untuk membunuh jentik, di Puskesmas ini, maupun melalui Kader Posyandu di kampung-kampung,” pungkasnya. (SendiAdyt)