LEBAK, BINGAR.ID – Permintaan jangkrik untuk pakan burung berkicau dan ikan hias di Kabupaten Lebak, Banten meningkat di tengah pandemi Covid-19. Malah sejumlah pembudidaya jangkrik mengaku kesulitan dalam memenuhi permintaan.
“Kami tidak mampu melayani tingginya permintaan konsumen itu,” kata seorang pembudidaya jangkrik asal Cibadak, Kabupaten Lebak, Yanto (55), Rabu (16/9/2020).
Dia mengatakan, kebanyakan pelanggan jangkrik berasal dari kalangan pedagang burung dan ikan hias. Rata-rata permintaan mereka mencapai 150 kilogram per hari.
Sayangnya, permintaan itu belum mampu disanggupi seluruhnya oleh para pembudidaya. Yanto menyebut, pembudidaya jangkrik hanya mampu memenuhi permintaan pelanggan sebanyak 20 kilogram per hari.
Karena itu, para pedagang burung dan ikan hias di Kabupaten Lebak mendatangkan jangkrik dari Tangerang, Serang hingga Jawa Timur.
“Kami hari ini menjual jangkrik ke pelanggan lima kilogram dengan penghasilan Rp250 ribu per hari dari harga Rp50 ribu per kg,” katanya menjelaskan.
Senada dikatakan Erwin (45). Dia menerangkan, sejak musim kemarau mendapati permintaan jangkrik meningkat tajam. Namun serupa dengan Yanto, dia pun belum mampu memenuhi permintaan pelanggan.
“Kami hanya mampu memenuhi permintaan jangkrik sebanyak lima kilogram dengan harga jual Rp50 ribu per kg,” katanya lagi.
Sementara itu, Agus (50), seorang pedagang burung mengaku bahwa dirinya kini terpaksa mendatangkan jangkrik dari luar daerah, setelah pembudidaya lokal tidak dapat memenuhi permintaannya.
Biasanya, kata dia, dirinya membeli jangkrik dari pembudidaya lokal, namun kini permintaan konsumen cenderung meningkat.
“Kami sehari bisa menghabiskan jangkrik sekitar 15 kilogram dengan harga Rp55 ribu per kg,” katanya pula. (Agisna/Red)