PANDEGLANG, BINGAR.ID – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan menanggapi soal isu megathrust yang baru ini ramai diperbincangkan masyarakat.
Riza mengatakan, bahwa informasi yang disampaikan oleh BMKG terkait seismic gap megathrust Selatan Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut, bukan merupakan peringatan dini.
Baca Juga : Sepanjang 2023, Banten Diguncang 1.609 Kali Gempa
Melainkan suatu update informasi dari para ahli BMKG, tentang lempengan aktif yang tidak menunjukan adanya aktivitas gempa besar selama 30 tahun terakhir.
“Seiring dengan keluarnya informasi dari BMKG, bahwa megathrust khususnya di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut itu, tinggal menunggu waktu. Bahasa itu sebetulnya bukan merupakan peringatan dini. Namun, itu hanya mengingatkan, bahwa dari sekian titik atau segmen zona megathrust itu tinggal dua, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, yang belum melepaskan energinya,” kata Riza, Selasa 20 Agustus 2024.
Baca Juga : Setelah Tiga Tahun, Penyintas Tsunami di Desa Sumber Jaya Akhirnya Tempati Huntap
Riza juga menjelaskan, bahwa informasi tersebut bukan lah peringatan dini melainkan informasi tentang aktivitas megathrust berdasarkan hasil kajian para ahli BMKG.
“Jadi bahasa yang disampaikan itu maksudnya bukan dalam jangka waktu dekat akan terjadi megathrust, itu maksudnya mengingatkan kepada kita untuk selalu waspada kaitan dengan akan terjadinya megathrust,” jelasnya.
Riza mengungkapkan, hingga saat ini belum ada alat yang bisa memprediksi kapan akan terjadi gempa bumi megathrust di seismic gap megathrust Selatan Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut.
Baca Juga : Penyintas Tsunami Selat Sunda Kembali Memupuk Asa di Tengah Dilema
“Karena banyak kejadian gempa itu tidak bisa diprediksi, jadi secanggih apapun alat sekarang itu tidak bisa memprediksi kapan terjadinya gempa semacam megathrust tadi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Riza, secara historis Kabupaten Pandeglang pernah mengalami gempa yang berdampak tsunami. Maka dari itu, dirinya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada.
“Himbauan bagi masyarakat yang paling utama adalah harus bisa mengidentifikasi titik di mana mereka tinggal, untuk mengetahui potensi-potensi bencana apa saja yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Dan yang paling penting adalah jangan panik manfaatkan segala bentuk jejaring komunikasi update terus mengenai berita-berita atau informasi terkait kebencanaan,” tutupnya. (Sandi)