JAKARATA, BINGAR. ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengaku, ingin mengubah metode budidaya udang. Metode itu yakni, menjadikan tambak tak lagi bertumpu kepada perluasan lahan, tetapi lebih kepada intensifikasi dengan produktivitas tinggi.
“Dulu cara bertambak adalah ekstensifikasi (Perluasan lahan) tetapi hasilnya rendah. Ke depan pertambakan di Indonesia konsepnya sudah eco-fisheries,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Baca Juga : Targetkan Peningkatan Ekspor Udang Hingga 250 Persen, KKP Akan Gandeng Investor
Menurut Edhy, dengan menekankan kepada tambak udang yang intensif serta berproduktivitas tinggi maka berbagai kawasan di sekitar tambak bisa digunakan untuk menanam mangrove atau bakau.
Menteri Kelautan dan Perikanan mengingatkan bahwa mangrove atau bakau merupakan komponen yang sangat penting dalam rangka menjaga kebersihan perairan serta menjaga dari abrasi air laut.
“Sekarang lahan tambak yang kecil tetapi produktivitas besar, secara perlahan-lahan kami kembalikan kawasan pesisir menjadi mangrove kembali,” tegasnya.
Baca Juga : Pasokan Dihentikan, Petani Budidaya Bandeng Kesulitan Dapatkan Benih
Apalagi, Menteri Edhy juga mengemukakan bahwa sektor perikanan budidaya Indonesia baru dimanfaatkan 10 persen, dan itu dinilai masih belum optimal pula.
Edhy menyatakan bahwa pihaknya menjaga baik pertumbuhan ekonomi maupun aspek keberlanjutan karena tanpa keduanya bisa ujung-ujungnya menjadi mubazir atau serakah. (Fauzan/Red)