Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Pandeglang Hanya 51 Persen

Sekda Pandeglang

Sekda Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta (baju hitam) saat membuka kegiatan pengembangan literasi inklusi berbasis sosial di Kantor DPAD

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kabupaten Pandeglang menyebut, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di Pandeglang masih rendah. Tahun 2023, IPLM Pandeglang hanya sekitar 51 persen. Padahal idealnya diangka 80 persen.

Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat adalah pengukuran terhadap usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, baik provinsi dan kabupaten/kota, dalam membina dan mengembangkan perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat untuk mencapai budaya literasi masyarakat.

Baca Juga : Respon Sekda, Terkait Adanya Oknum PNS Pandeglang Dipolisikan

Kepala DPAD Pandeglang, Neneng Nuraeni mengaku terus berupaya menigkatkan IPLM. Salah satunya, dengan mengadakan pemberdayaan berbasis inklusi.

Literasi berbasis inklusi sosial merupakan sebuah inovasi untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat yang berkelanjutan, dengan memanfaatkan layanan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Baca Juga : Sekda Pandeglang Lantik 40 Pejabat Eselon III dan IV 

“Dengan adanya kegiatan ini masyarakat mau belajar membaca, tidak hanya buku bacaan saja namun bisa baca seperti tata cara membuat sebuah produk misalkan. Sasaran kami adalah Taman Baca Masyarakat (TBM) yang ada di Pandeglang,” kata Neneng saat pembukaan kegiatan pengembangan literasi inklusi berbasis sosial di Kantor DPAD, Kamis (24/10/2024).

Dijelaskan Neneng, TBM yang menjadi binaan DPAD hampir disemua kecamatan ada. Namun yang aktif kurang lebih ada 10 diantaranya Majasari, Mandalawangi, Cadasari, Banjar, dan Cibaliung.

“Dengan adanya kegiatan ini minat baca masyarakat akan meningkat dalam meningkatkan indeks pembangunan literasi,” kata dia.

Baca Juga : Sidak Pasar Pandeglang, Sekda Klaim Harga Beras Stabil

Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta mengatakan, pembelajaran sepanjang hayat merupakan kata kunci dalam pengembangan literasi berbasis inklusi sosial. Menurutnya, perpustakaan kini merupakan tempat pembelajaran dan kemitraan yang dikelola secara profesional dan terbuka.

“Maka dari itu perpustakaan kini mengambil peran yang bukan hanya sebagai pusat informasi namun perpustakaan telah bertransformasi menjadi tempat dalam pengembangan diri masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya. (Ahmad)

Berita Terkait