Ikat Kepala Motif Baduy Tembus Pasar Manca Negara

Muslih, pengrajin Ikat Kepala motif Baduy saat menunjukan model-model ikat kepala yang dibuatnya. Samsul/Bingar.id

LEBAK,BINGAR.ID – Siapa sangka, ikat kepala dengan motif batik berwarna biru yang menjadi ciri khas warga Baduy, Kabupaten Lebak itu, ternyata memiliki pasar tersendiri. Bahkan, penjualannya bukan saja laris di Indonesia melainkan mampu menjajaki kancah manca negara.

Hal itu tebukti atas jerih payah yang dilakukan Muslih, salah seorang pengrajin yang kini menekuni usaha ikat kepala khas Baduy. Pasalya, warga asal Kampung Rancawedus, Desa Mekar Agung, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak itu, mampu meraup keuntungan dari hasil penjualan dalam satu bulan mencapai Rp8 juta.

Baca Juga : Bareng Graha Kreatif, Bupati Serang Gelorakan Kebangkitan UMKM

“Alhamdulilah penjualan sudah nembus ke Eropa dan satu bulan penghasilan bisa mencapai kurang lebih Rp8 juta,” kata Muslih, Jumat (17/12/2021).

Meski, pada perjalanan usahanya memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena, ia pun mengakui awal mula ia terjun kedalam usaha kerajinan untuk mampu mencapai omset lebih dari Rp1 juta saja setiap bulannya terbilang berat. Lantaran, begitu banyak pesaingnya.

“Jadi awal-awalnya memang begitu sepi peminatnya, dulu masih banyak pesaingnya dari Bandung. Dulu banyak produk dari Bandung cuma mereka juga tidak ada yang khusus khas batik Baduy nya,” ucapnya.

Menurutnya, permintaan ikat kepala batik Baduy itu lebih diminati oleh toko-toko yang secara khusus menjual pernak pernik buah tangan wisatawan.

Baca Juga : Rozak “Sulap” Paralon Jadi Karya Seni Bernilai Ekonomis

“Permintaan Ikat kepala Baduy di pasaran cukup tinggi, pesanan dari toko oleh-oleh cukup tinggi. Sehari saya dapat memproduksi seratus ikat kepala. Jadi rutin di buat mulai pesesan dan yang lainya,”katanya.

Tak hanya ikat kepala saja yang dibuat oleh dirinya. Melainkan, beberapa aksesoris yang kerap dipergunakan oleh suku baduy turut menjadi salah satu produk kerajinannya. Hanya saja, pembuatan pernak pernik lainnya ia lakukan saat terdapat permintaan dari pelanggan.

“Ketika kebanjiran pesanan tak jarang banyak warga sekitar yang diajak untuk membantunya. Saat ini karyawan yang bekerja ada 6 orang bersamanya. Beberapa kerajinan yang dibuat diantaranya beragam jenis Ikat Kepala dan Tas. Untuk Tas diproduksi ketika hanya ada pesanan saja,” tutupnya. (Samsul/Red)

Berita Terkait