BINGAR.ID – Sama seperti urang Sunda yang memiliki kultur agraris, saudara kita dari suku dayak juga memiliki kultur serupa.
Mendiami tanah yang subur di Provinsi Kalimantan Timur atau biasa dikenal dengan julukan Benua Etam, suku Dayak bermukim di sepanjang aliran Sungai Kayan (biasa dikenal dengan area Apokayan). Sungai itu mengalir hingga ke hutan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia (Serawak).
Suku Dayak melaksanakan ritual Hudoq sebelum menanam padi, jagung, dan tebu di ladang mereka atau biasa dikenal dengan proses menugal.
Ritual ini adalah ritual penghormatan dan persembahan bagi leluhur sekaligus pemberitahuan kepada dewa agar memberkati proses menugal sehingga kelak didapat hasil panen yang memuaskan. Mirip dengan ritual ngaseuk pare dalam adat Sunda.
Tarian Hudoq adalah simbol dewa pemelihara padi yang diutus oleh apo lagaan atau penguasa khayangan bernama Ine Aya agar turun ke bumi membantu manusia memelihara tanamannya agar subur dan terhindar dari hama.
Para penari Hudoq ada yang melambangkan hama dan manusia. Yang jadi hama mengenakan aneka topeng yang menggambarkan hewan-hewan yang ada di hutan seperti burung dan babi hutan.
Sedangkan bagian tubuhnya ditutupi dengan daun pisang yang disuwir-suwir hingga terlihat seperti rumbai rumbai yang bergerak dinamis mengikuti gerakan penari. Kadang ada pula yang memakai daun kelapa sebagai pengganti daun pisang.

Sedangkan yang jadi manusia berpakaian adat dengan rompi terbuat dari pohon pinang lengkap denga perisai dan mandau. Ada juga yang jadi pawang karena tarian ini melibatkan hal-hal mistis seperti pembacaan mantra doa agar roh dewa mau menitis ke raga penarinya hingga biasanya menjadi kerasukan.
Tarian ini akan berakhir saat adegan penari yang jadi manusia berhasil mengusir penari yang menjadi hama.
Ritual Hudoq biasanya dilaksanakan di bulan September hingga Oktober karena bulan-bulan tersebut sudah mulai turun hujan dan menjadi waktu yang tepat untuk menanam padi atau jagung.
Oh ya, jangan heran ya kalau dibanyak daerah termasuk di Kalimantan Timur ada ritual adat yang dilakukan sebelum menanam padi atau tanaman lainnya di ladang serupa dengan ritual adat ngaseuk pare ala Sunda.

Soalnya Kalimantan Timur adalah eks wilayah Kerajaan Kutai yang rajanya bernama Mulawarman.
Dari Pustaka Rajya Rajya I Bhumi Nusantara (Kitab Wangsakerta) diketahui bahwa Mulawarman adalah keturunan dari raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Salakanagara yaitu Dewawarman yang pusatnya ada di Pandeglang.
Salakanagara diketahui adalah kerajaan leluhurnya kerajaan Sunda seperti Galuh, Galunggung, Pakuan, Tarumanagara (Pajajaran) dan seterusnya hingga berakhir di era Sumedang Larang. (Ishana/Red)