Heboh, Muncul “Kerajaan Angling Dharma” di Mandalawangi Pandeglang 

Kerajaan Angling Dharna

Gerbang masuk menuju kerajaan yang disebut-sebut dengan Angling Dharma. (Bingar/Syamsul)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Warga Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang dihebohkan dengan kemunculan “Kerajaan Angling Dharma” yang berlokasi di Kampung Salangari, RT 002 RW 001, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi.

Kerajaan itu disebut-sebut dirajai oleh seorang yang kerap dipanggil Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus. Dia diklaim banyak melakukan pembangunan bedah rumah warga dibeberapa kecamatan, melalui kesaktiannya.

Baca juga: Aliran Sesat Islam Hakekok di Pandeglang Muncul Lagi, 16 Pengikutnya Diamankan saat Ritual

Bingar berkesempatan bertemu dengan seorang ajudannya bernama Aki Jamil. Dia menceritakan bahwa sosok baginda raja merupakan titisan dari Kesultanan Banten. Semula, pria yang dia sebut sebagai baginda itu merupakan salah satu santri di Kabupaten Pandeglang.

“Keturunan Sultan Hasanudin Banten. Simbol Angling Dharma pernah ada kerjaan raja adil dan bijaksana. Bukan hanya pembangunan saja tapi ada juga sosial seperti santuan yatim dan janda. Pembangunan bedah rumah sudah (dilakukan, red) sejak 2017 kurang lebih hampir 35 rumah yang sudah dibangun,” cetus Jamil saat berbincang bersama Bingar, Selasa (21/9/2021).

Baca juga: Lima Pengikut Hakekok Balakasuta Sering Ikut Gotong Royong

Dia membeberkan, anggaran yang digunakan untuk pembangunan bedah rumah merupakan hasil yang diperoleh baginda tanpa bekerja.

Ngebangun rumah bukan karena banyak harta tapi karena kesaktian. Dengan membantu pemerintah. Karena muridnya baginda banyak jadi terkoneksi dari kesaktian baginda. Ada harta dari muridnya.  Kalau sudah butuh mah ada baginda itu selalu ada,” ucapnya lagi.

Baca juga: Pemimpin Islam Hakekok Imingi Pengikutnya dengan Kehidupan Layak

Bukan saja pembanguan rumah yang ia lakukan, Jamil juga menyebut baginda raja turut mendirikan empat Pondok Pesantren, salah satunya pondok pesantren Ar-Riyadoh.

“Baginda itu hanya memberikan fasilitas saja. Karena, nanti juga ada yang mengelolanya. Sudah ada empat Pondok Pesantren yang dibangun. Kalau pembanguan sudah dilakukan sejak tahun 1993,” tuturnya.

Baca juga: Pengikut Hakekok Balakasuta Tobat, Dibina di Ponpes Abuya Muhtadi

Berdasarkan pantauan Bingar, sebelum memasuki  kawasan tersebut, terdapat sebuah gapura berwarna putih dengan tulisan arab dan “Indonesia Aman Tentram Gemah Ripah Loh Jenawi”. Memasuki pelatarannya, terdapat patung kuda, patung kunci dengan kurang “jumbo”.

Ada dua bangunan dengan ukuran cukup besar dengan dominasi warna hijau dan kuning. Tak ketinggalan, di halamannya juga terdapat singgasana bak raja beserta kursi dan payung keraton.

Berita Terkait