PANDEGLANG, BINGAR.ID – Hatta Suhata warga Kampung Gadog, Desa Cikadu, Kecamatan Cibitung, Pandeglang, Banten, menyulap batok kelapa atau tempurung menjadi kerajinan yang punya nilai jual tinggi.
Hatta merintis usaha ini sejak beberapa tahun lalu. Dia mencoba mendaur ulang limbah batok kelapa menjadi beragam kerajinan seperti mangkuk, serutu, gelas gantungan kunci, teko, gelas, celengan, tempat tissue, gayung, gelang, cincin, tas, hingga lampu hias.
Poduk kerajinannya ini, kerap ia jual pada acara event atau dijual ke beberapa daerah yang ada di Banten seperti Serang, Cilegon Tangerang sampai Jawa Tengah. Hatta mengaku, mendapat tambahan penghasilan dari kerajinan yang ia jual.
Baca Juga : Rumahku Sekolahku : Belajar “Home Learning” Dari Urang Baduy
“Saya sudah lama menjadi pengerajin batok kelapa. Ya alhamdulilah bisa nambahin buat kebutuhan dapur,” kata Hatta kepada Bingar.id, Rabu (2/9/2020).
Hatta memaparkan, produksi kerajinan dari batok memiliki waktu pengerjaan yang berbeda-beda, tergantung dari desain dan kerumitannya, sehingga harganya pun beragam.
“Kalau harga tergantung apa yang mau dibelinya. Bervariasi ada yang Rp25 Ribu sampai Rp200 Ribu,” ujarnya.
Hatta menjelaskan, selama bergelut menjadi pengerajin batok tak pernah absen memasang gerai di acara-acara event. Agar kerajinan batok yang dia buat semakin dikenal halayak banyak.
Baca Juga : Bertani Bonsai di Halaman Rumah, Pria di Pandeglang Hasilkan Jutaan Rupiah
“Namun saat ini pemasaran berkurang dan turun drastis karena terdampak Covid-19, apalagi enggak ada event,” jelasnya.
Selain menjadi pengerajin batok, Hatta juga mencoba peruntungan dengan membuat kerajinan dari bambu dan menanam pohon bonsai atau tanaman yang dikerdilkan di dalam pot. Kata dia, dua hal tersebut saat ini mulai diburu di pasaran.
“Dari kreasi badak, kreasi bambu, bonsai kelapa juga lagi lumayan mulai banyak permintaan ini,” pungkasnya. (David/Red)