Hari Jadi Pandeglang Dalam Kajian Data dan Sejarah

Bambang Eka/Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Pandeglang

Bambang Eka/Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Pandeglang

 Oleh : Bambang Eka Purnomosidi

Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pandeglang

Hasil penelitian  Panitia Sejarah yang dibentuk melalui Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Pandeglang tanggal 26 September 1978, Nomor 111/Ks.115/SK/1978, berkesimpulan bahwa tanggal 1 April 1874 merupakan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur Jenderal tanggal 1 Maret 1874 Nomor 23 (Staatsblad 1874 Nomor 73). Hari Jadi Kabupaten Pandeglang merupakan titik tolak sejarah dan secara juridis dibentuknya Kabupaten Pandeglang. Kesimpulan ini menjadi ketetapan Peraturan Daerah Tingkat II Pandeglang Nomor 05/Dp. 030/PD Tahun 1982 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang.

Tapi benarkah Staatsblad van Nederlandsch Indie Nomor 73 Tahun 1874 berbicara tentang menetapan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ?

Sepengetahuan penulis, Staatsblad Nomor 73 Tahun 1874 hanya berbicara tentang reorganisasi pemerintahan daerah di Pulau Jawa dan Madura, dengan pengecualian Keresidenan Batavia dan Kabupaten Priangan. Staatsblad ini hanya berisi perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda agar kabupaten di Pulau Jawa dan Madura membagi wilayahnya dalam distric dan onderdistric sebagaimana lampiran Staatsblad tersebut. Perintah itu harus sudah dilaksanakan pada tanggal 1 April 1874. Berdasarkan Staatsblad ini wilayah Kabupaten Pandeglang harus dibagi seperti berikut :

Arsip Perpusda Pandeglang
Arsip Perpusda Pandeglang
 

REGENTSCHAP

 

DISTRICT

 

ONDERDISTRIC

ONDERDISTRICTEN TE BESTUUREN DOOR EEN
OFWEDANAASSISTEN WEDANA
AFDEELINGKELAS 1KELAS 2
PANDEGLANGPANDEGLANGPANDEGLANGPANDEGLANG
PASIRLOKOPASIRLOKO
CADASARICADASARI
BAROSBAROSBAROS
CIPETECIPETE
KADUBEBEKKADUBEBEK
CIOMASCIOMASCIOMAS
KALUMPANGKALUMPANG
SIMANJANGANSIMANJANGAN
KOLELETPETIRPETIR
PANOSOGANPANOSOGAN
TUNJUNGTUNJUNG
CIMANUKKADUBUNGBANGKADUBUNGBANG
PARIPARI
KADU HEJOKADU HEJO
SEKONGSEKONG

Pembagian kabupaten dalam distric dan onderdistric dilakukan juga oleh sedikitnya 68 kabupaten lain di pulau Jawa dan Madura seperti terlampir pada Staatsblad yang sama. Oleh karena itu apabila perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 April 1874 dijadikan titik tolak sejarah terbentuknya Kabupaten Pandeglang, menurut hemat penulis kuranglah tepat. Apabila hal itu diikuti juga oleh kabupaten lain, maka sedikitnya ada 68 kabupaten di Pulau Jawa dan Madura yang memiliki hari jadi kabupaten yang sama, yaitu 1 April 1874. Karenanya,istilah reorganisasi pemerintahan daerah pada staatsblad tersebut  harus dipahami menjadi upaya menata kembali organisasi pemerintahan yang telah ada. Organisasi dimaksud adalah kabupaten.

Berdasarkan laporan resmi Pemerintah Hindia Belanda sebagaimana tertuang dalam Regeeringsalmanak voor Nederlandsch Indie Tahun 1865 – 1912 dan Almanak en Naamregister van Nederlandsch Indie Tahun 1820 – 1864, serta Appendix I Colonial Period Regent dalam Notes Java’s Regent Families halaman 34, jauh sebelum 1 April 1874 telah dilaporkan keberadaan regent van het middenregentschap ‘Bupati Kabupaten Tengah’ Pandeglang. Tiga orang Bupati Pandeglang yang menduduki jabatannya sebelum tahun 1874 yaitu :

  1. T.A. Tjondronegoro         1848 – 16.9.1849
  2. A.A. Natadiningrat              16.9.1866 – 10.3.1866
  3. T. Pandji Gondokoesoemo 10.3.1866 –   2.7.1874

Informasi tentang keberadaan regent van het middentgentschap ‘Bupati Kabupaten Tengah’ Pandeglang diperoleh juga setelah pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Undang-Undang Pemerintahan yang baru, Regeerings Reglement 1854, wilayah Keresidenan Banten dibagi lagi menjadi 4 Kabupaten :

Arsip Perpusda Pandeglang
Arsip Perpusda Pandeglang
  1. Kabupaten Utara dengan Ibukota Serang.
  2. Kabupaten Barat dengan Ibukota Caringin.
  3. Kabupaten Tengah dengan Ibukota Pandeglang
  4. Kabupaten Selatan dengan Ibukota Lebak

Nama-nama Kabupaten dalam Keresidenan Banten tersebut selanjutnya berdasarkan Staatsblad Nomor 192 Tahun 1899 direvisi dengan hanya menggunakan nama : Kabupaten Serang, Kabupaten Caringin, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak.

Demikian juga dengan Grenzen ‘Tapal Batas’ wilayah Ibukota Kabupaten Pandeglang dinyatakan pula dalam Staatsblad van Nederlandsch Indie Nomor 224 Tahun 1887, yang kemudian diperbaharui dengan Staatsblad Nomor 185 Tahun 1901.

Oleh karena itu penulis berbeda pendapat dengan kesimpulan yang disampaikan Panitia Sejarah. Penulis berpendapat bahwa  Penunjukkan dan Penetapan Raden Toemenggoeng Ario Tjondronegoro sebagai regent van het middenregentschap ‘Bupati Kabupaten Tengah’ Pandeglang menunjukkan bahwa di Keresidenan Banten terdapat wilayah Kabupaten yang dinamakan Kabupaten Pandeglang yang dipimpin oleh Raden Toemenggoeng Ario Tjondronegoro sebagai Bupati Pertama Kabupaten Pandeglang. Jadi kesimpulannya sebelum 1 April 1874, Kabupaten Pandeglang telah ada. Bahkan keberadaannya selalu disampaikan pada setiap kali Sidang Istimewa DPRD Kabupaten Pandeglang dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Pandeglang.

Pada Sidang Istimewa tersebut selalu dibacakan perkembangan pergantian jabatan para Bupati Pandeglang dari masa ke masa, dan Raden Toemenggoeng Ario Tjondronegoro selalu disebut pertama, karena memang beliau diakui sebagai Bupati pertama Kabupaten Pandeglang. Jadi rasanya kurang tepat apabila Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ditetapkan pada tanggal 1 April 1874.

Hal lain yang ingin juga penulis sampaikan yaitu berkenaan dengan susunan nama-nama para Bupati Pandeglang yang selalu dibacakan dalam Sidang Istimewa tersebut. Pada Daftar Susunan Nama-Nama Bupati Pandeglang tersebut terselip seorang nama Bupati Pandeglang (nomor 9), yaitu Raden Aria Adipati Soerja Djajanegara (1927 – 1941) gelar Regent Bintang. Laporan resmi Pemerintah Hindia Belanda tidak pernah mencatat adanya nama Raden Aria Adipati Soerja Djajanegara sebagai regent ‘Bupati Pandeglang”. Catatan yang penulis temukan, Raden Aria Adipati Soerja Djajanegara merupakan Regent Buitenzorg ‘Bupati Bogor’ yang mengawali tugasnya sebagai Bupati Bogor pada tanggal 8 Juli 1925. Sedangkan Dalem Bintang adalah sebutan lain untuk Raden Aria Adipati Djoemhawan Wiriaatmadja, Bupati Pandeglang periode 9 Agustus 1927 – 28 Februari 1941.

Adapun daftar nama-nama para Bupati Pandeglang (dari Masa Pemerintahan Hindia Belanda sampai dengan Masa Kemerdekaan) adalah sebagai berikut :

NO.PERIODE / TAHUNNAMA BUPATIKETERANGAN
1.1848 – 16.9.1849R.T.A. TjondronegoroBerasal dari Kaliwungu, Semarang.

Beralih tugas menjadi Regent van het Noorderregentschap ‘Bupati Kabupaten Utara’ Serang menggantikan Mandoera Radja Djaja Negara pada 16.9.1849

2.16.9.1849 – 10.3.1866R.A.A. Natadiningrat
3.10.3.1866 –   2.7.1874R.T. Pandji GondokoesoemoBeralih tugas menjadi Regent van het Noorderregentschap ‘Bupati Kabupaten Utara’ Serang pada 2.7.1874
4.28.9.1874 – 28.8.1889R.A. SoetaadiningratBeralih tugas menjadi Regent van het Noorderregentschap ‘Bupati Kabupaten Utara’ Serang pada 28.8.1889.
5.28.8.1889  –  1.2.1900R.T. Soerawinangoen
6.1.2.1900 – 6.12.1910R.T. SoeraadiningratSebelumnya menjabat Bupati Tjaringin pada 11.12.1898
7.6.12.1910 – 11.8.1914Mas Astrawidjaja / Mas Kanta Astrawidjaja
8.11.8.1914  –  9.8.1927R.T.A. Kartaadiningrat/ R.A.A. Hasan Kartaadiningrat
9.9.8.1927 – 28.2.1941Raden Aria Adipati Djoemhawan Wiriaatmadja

Sebutan lain : Dalem Bintang

Raden Aria Adipati Djoemhawan Wiriaatmadja sebelumnya menjabat Patih Bandoeng (1919 – 1926). Selama menjabat Bupati Pandeglang beliau mendapat anugrah berupa gelar dari Pemerintahan Hindia Belanda, yaitu GS = Gele Songsong atau Payung Kuning dan GGST = Grote Goulden  Ster  atau  Bintang  Emas  Besar. Sejak saat itu masyarakat Pandeglang menyebutnya sebagai “Kangjeng / Dalem Bintang’. Pada bulan Desember 1943 beliau wafat diusia 63 tahun, dan beliau dimakamkan di halaman belakang Mesjid Agung Arrohman – Pandeglang.
10.28.2.1941 – 1945Mr. Raden Toemenggoeng Djoemhana WiriaatmadjaBeliau dilantik sebagai Bupati Pandeglang menggantikan ayahandanya Raden Aria Adipati Djoemhawan Wiriaatmadja.
11.1945 – Februari 1947KH. Tb. Abdoel HalimKH. Tb. Aboel Halim ditunjuk oleh Residen Banten Pertama, KH. Ahmad Chotib untuk menjadi Bupati Pandeglang. Pada bulan Februari 1947, beliau mengundurkan diri sebagai Bupati Pandeglang. KH.Tb.Abdoel Halam wafat pada tanggal 16 Dzulqo’idah 1378 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 24 Mei 1959 Masehi, dimakamkan di TPU Kadu Peusing, Kelurahan Kabayan – Pandeglang.

Sumber Data :

  1. Almanak en Naamregister van Nederlandsch Indie Tahun 1820 – 1864.
  2. Boekoe Almanak Prijai Tahun 1897, 1898, dan 1899.
  3. Appendix I Colonial Period Regent dalam Notes Java’s Regent Families.
  4. Regeeringsalmanak vor Nederlandsch Indie Tahun 1865 – 1912, 1939, dan 1941.
  5. Sartono Kartodirdjo, 1966. The Peasants, Revolt of Banten in 1888, It’s Condition, Course, and Sequel : A. case Study of Social, Movements In Indonesia, S’Gravenhage – Martinus Nijhoff.
  6. Bambang Eka P, Januari 2020, Kumpulan Terjemahan Staatsblad Pilihan, Pandeglang : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pandeglang.
  7. Buku : RARRASOEWI – Ikatan Keluaga Besar Rundayan Raden Rangga Soemawiredja.

Berita Terkait

Berita Terbaru