PANDEGLANG, BINGAR.ID – Sejak awal tahun 2024 hingga saat ini, harga Gabah Kering Pangan (GKP) maupun harga Gabah Kering Giling (GKG) di Kabupaten Pandeglang, mulai mengalami kenaikan, seiringan melambungnya harga beras jenis premium maupun medium dipasaran.
Hal ini diakui Nurdianti, Kepala Bidang Tanam Pangan dan Hortikultura (TPH), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, yang mengatakan bahwa kenaikan harga gabah saat ini, merupakan dampak dari tingginya harga beras dipasaran.
Baca Juga : DPKP Pandeglang Belum Tentukan Peruntukan DBH Sawit
“Sejak awal Februari 2024, harga GKP sudah mencapai Rp7.500 hingga Rp8.000 per kilogramnya.Begitu juga dengan harga GKG, yang saat ini sudah tembus di harga Rp9.000 per kilogramnya,” jelas Nurdianti, Jumat 16 Februari 2024.
Dikatakannya juga, kenaikan harga gabah itu, selain imbas dari tingginya harga beras, juga akibat dari stok gabah di petani yang belum ada, lantaran saat ini petani sawah sedang dalam masa tanam, atau belum memasuki masa panen.
“Saat ini petani sedang proses masa tanam, belum masuk pada masa panen. Hal ini juga menjadi salah satu faktor tingginya harga gabah di pasaran. Maka itu, saat ini juga kita sedang menggenjot Luas Tambah Tanam (LTT), sehingga diharapkan saat masa panen nanti, atau sekitar bulan Maret dan April, harga gabah bisa kembali stabil,” tambahnya.
Baca Juga : Pemerintah Kembali Panen Raya di Panimbang Seluas 66 Hektare
Kabid TPH pada DPKP Pandeglang ini pun mengakui, dengan tingginya harga GKP maupun harga GKG di pasaran saat ini, jelas akan berdampak pada tingginya harga beras, sehingga akan sulit untuk menekan harga beras dipasaran saat ini.
“Mudah-mudahan di bulan ini, ada beras dari Bulog yang turun ke pasar, sehingga harga beras bisa kembali setabil. Karena dengan tingginya harga gabah, yang bisa berdampak pada harga beras tersebut, hanya Buloglah yang bisa menekan tingginya harga, dengan menurunkan stok beras yang ada di Bulog,” tegas Kabid TPH pada DPKP Pandeglang ini.
Baca Juga : Musim Panen Raya, Pemerintah Diminta Stabilkan Harga Gabah
Masih menurut Nurdianti, saat ini Pemerintah sebenarnya sudah memiliki beberapa program, untuk dapat meningkatkan nilai tambah dalam menghasilkan ketersediaan gabah, melalui program IT 400, yang dalam satu tahunnya, petani bisa empat kali tanam, empat kali panen, dengan menggunakan Varietas Genjah.
“Desember lalu, pas mulai memasuki musim hujan, sebagian petani, khususnya yang di daerah Utara dan Selatan, memang sudah mulai menggarap serta mulai menanam. Dan kami pun telah melakukan himbauan, pada para petani yang memiliki lahan pesawahan dan belum ditanami, untuk segera di olah, kalau bisa gunakan Varietas Genjah,” pungkasnya. (Sandi/Adyt)