SERANG, BINGAR.ID – Gempa bumi yang mengguncang Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Jumat (14/1/2022) kemarin tidak memengaruhi aktivitas Gunung Anak Krakatar (GAK).
Kepala Pos pengamatan Gunung Anak Krakatau, Deni Mardiono menerangkan, kegempaan yang terjadi di Semenanjung Ujung Kulon belum berdampak terhadap gunung api tersebut. Selama ini aktivitasnya masih didominasi dengan gempa tremor dengan frekuensi 10 sampai 15 kegempaan dalam sehari.
Baca juga: Diguncang Gempa, Sejumlah Fasilitas di TNUK Rusak
“Jika ada gempa bumi lokal, maka kegempaan tremor bisa mencapai 20 kali kegempaan dalam sehari. Dengan kondisi tersebut, dapat dipastikan masih ada pergerakan magma di dalam GAK,” katanya, Selasa (18/1/2022).
Deni menjelaskan, tidak terjadi peningkatan maupun penurunan terhadap gunung yang berada di Selat Sunda itu. Saat ini statusnya masih dalam level II atau waspada.
“Masyarakat masih diimbau untuk tidak mendekati GAK dalam radius dua kilometer dari pusat kawah GAK,” sebutnya.
Baca juga: Tahap Rehabilitasi dan Rekontruksi Akan Dilakukan Usai Tanggap Darurat
Meski begitu, situasinya akan berbeda apabila terjadi gempa bumi yang lokasinya berdekatan dengan GAK. Bila itu terjadi, situasi itu akan sangat memengaruhi terhadap peningkatan aktivitas GAK yang bisa memicu aktivitas kegempaan dan bisa mengakibatkan meletusnya GAK.
“Kalau terjadi gempa bumi seperti ini (gempa di Pandeglang) tidak memengaruhi Gunung Anak Krakatau. Akan tetapi, apabila terjadi gempa tektonik disekitar Gunung Anak Krakatau, gempa tektonik lokal akan memicu aktivitas gunung tersebut,” bebernya.
“Maka masyarakat dimohon agar tetap mematuhi rekomendasi dan tidak terpancing oleh isu-isu mengenai letusan GAK. Masyarakat bisa mencari informasi atau pengertian tentang GAK di website-nya,” pesan dia. (Ahmad)