Desa Bandung Sambut 10 Muharam Dengan Festival Bubur Suro

Bubur Suro

Para peserta Festival yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri dari Desa Bandung saat membuat Bubur Suro di salah satu Stand. Sandi

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Memasuki bulan Muharam, Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, menggelar Festival Budaya yang dipusatkan di Alun-alun Desa Bandung, pada Selasa 16 Juli 2024, dengan membuat Bubur Suro sambil berbagi berkah dengan menyantuni Yatim Piatu.

Perhelatan Festival Budaya yang disambut suka cita oleh seluruh masyarakat Desa Bandung ini, yakni pesta rakyat yang sudah menjadi tradisi dan sudah bertahun-tahun dilaksanakan, tepatnya pada 10 Muharam.

Baca Juga : Tawarkan Konsep Wisata Baru, Desa Bandung Launching Mina Agro Bukit Sinyonya

“Hari ini Desa Bandung melalui desa wisata yang digagas oleh temen-temen Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), melaksanakan kegiatan festival budaya, dengan membuat Bubur Suro,” jelas Wahyu Kusnadiharja, Kepala Desa Bandung di sela-sela kegiatan.

Menurutnya, festival budaya Bubur Suro 10 Muharam tersebut, merupakan tradisi yang sudah ada sejak lama, dan baru kembali dilaksanakan oleh warga Bandung, baru beberapa tahun terakhir, atas inisiasi para sesepuh, maupun tokoh kampung dan alim ulama yang ada di Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Pandeglang.

Baca Juga : BUMDes Bandung Perkenalkan “Kopi Puhu” Asli Pandeglang

“Festival Budaya Bubur Suro ini, dilatarbelakangi atas dasar mempertahankan tradisi leluhur, serta untuk mengingat nilai sejarah. Sehingga kami dari pihak Pemerintahan Desa, bersepakat bersama para alim ulama, tokoh kampung, maupun para kasepuhan, untuk kembali mengangkat tradisi ini,” ungkapnya.

Kepala Desa Bandung ini pun mengaku, bahwa kegiatan Festival Budaya Bubur Suro 10 Muharam ini, terbilang cukup ramai dan disambut antusias oleh seluruh masyarakat Desa Bandung, dengan keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut.

Baca Juga : Pandeglang Kirim Desa Bandung Bersaing di Lomba Desa Tingkat Regional

“Pesertanya dari ibu-ibu maupun para remaja putri dari masing-masing kampung, atau dari setiap RT di Desa Bandung ini. Mereka mendapatkan Stand, untuk mereka membuat Bubur Suro, dengan jumlah peserta setiap RT-nya, minimal 25 orang,” jelasnya.

“Dan Alhamdulillah, tingkat partisipasi kita sangat banyak, ada 8 RT ditambah 2 Lembaga Pendidikan. Yakni SDN Bandung 1 dan SDN Bandung 2, jadi ada 10 Stand. Totalnya kalo dikali 25 orang sudah 250 peserta,” tambahnya.

Sementara Didi Supriadi, salah seorang peserta festival Bubur Suro, mengaku sangat antusias dan senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang digelar satu tahun sekali ini.

“Tujuan acara ini adalah silaturahmi dan syiar Islam, yang mana ini adalah perjalanan Nabiallah Nuh Alaihisalam, ketika diselamatkan oleh Allah dari bencana badai dan banjir. Akhirnya membuat bubur. Jadi apa yang bisa kita makan, apa yang bisa kita manfaatkan manfaatkanlah, sesuai dengan kemampuan kita,” ujarnya.

Senada, salah seorang siswa SDN Bandung 2, Chika Putri Anastasya juga merasakan hal yang sama, selain bisa berkumpul dengan warga lainnya. Dalam kegiatan ini juga memberikan edukasi bagi dirinya dan anak-anak lainnya.

“Tentu sangat seneng bisa ikut loba festival Bubur Suro ini, bahkan di sekolah juga diajarkan oleh ibu guru tentang bubur suro ini,” singkatnya. (Sandi)

Berita Terkait

Berita Terbaru