PANDEGLANG. BINGAR.ID – Perjalanan hidup anak manusia, memang tidak akan pernah lekang dari sejauh mana, perjuangan maupun pengalamannya dalam membentuk pribadi, hingga menjadi sesuatu yang di cita-citakannya. Karena pada hakekatnya, proses tidak akan berbohong terhadap hasil.
Seperti halnya dialami oleh bapak satu anak asal Kampung Cigintung, Desa Sukamanah, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, yang memiliki nama lengkap Deo Prabowo, pemilik “Hiyang Tahu Kahuripan” di Kampung Kadu Tunggul (Ciguludug), Kelurahan Cigadung, Kecamatan Karangtanjung, Pandeglang.
Baca Juga : Senin, Harga Tahu Tempe Diperkirakan Alami Kenaikan
Hiyang Tahu Kahuripan, adalah nama Perusahaan Dagang (PD) Pabrik Tahu yang saat ini dikelola oleh suami dari Firda Nisrina, yang baru beroperasi kurang lebih 9 bulan, setelah memutuskan untuk mandiri dan berpisah dengan temannya, yang saat itu bersama-sama mengelola pabrik Tahu, dengan mengontrak sebuah lahan.
“Alhamdulillah, saat ini saya sudah punya 12 orang anak pedagang, dengan 4 orang karyawan, yang kita bangun dengan sistem kekeluargaan. Dimana tugas saya saat ini, selain memenej, hanya mencari bahan baku Kacang Kedelai, sama kayu bakar saja, agar pabrik Tahu saya bisa tetap produksi,” ungkap Deo Prabowo, Kamis 13 Juni 2024.
Baca Juga : Harga Kedelai Kembali Naik, Pedagang Tempe di Pandeglang Pusing
Bapak satu anak kelahiran Pandeglang 1990 ini, sekarang telah menjadi pemilik pabrik pengolah kacang kedelai, yang merupakan makanan yang sudah akrab di lidah kebanyakan orang (Tahu). Hal itu beliau dapatkan tidak begitu saja, karena untuk menjadi Deo saat ini, dibangunnya dengan perjuangan yang tidaklah mudah.
“Pertama saya merintis usaha ini, saya bekerja dulu di Pabrik Tahu yang ada di Kampung Tenjolaya, Kabayan. Saat itu, sambil bekerja sebagai karyawan pabrik tahu itu, saya juga ikut menjual keliling, dari kampung ke kampung menggunakan sepeda motor tua,” jelas bapak anak satu ini.
Baca Juga : Harga Kedelai “Naik-Turun”, Pemerintah Jamin Tetap Terjangkau
“Tidak lama saya bekerja di Pabrik Tahu di Tenjolaya itu, kurang lebih 1 bulan. Dari situ saya mencoba membuat sendiri dengan peralatan seadanya, dari bekal pengalaman saya bekerja. Dan Alhamdulillah, saya berhasil dan bisa menjual Tahu produk sendiri, sampai punya beberapa anak penjual juga, yang menjajakan Tahu buatan saya itu,’ sambungnya.
Masih menurut Deo, bahwa prospek bisnis Tahu itu, tergolong cukup menjanjikan, meskipun banyak juga persaingannya, baik dari lokal Pandeglang, maupun produk-produk Tahu dari luar Pandeglang. Namun dirinya optimis, permintaan makanan berbahan dasar dari kedelai itu, terbilang masih tinggi.
Baca Juga : Kedelai Mahal, Pedagang Tahu Tempe di Pasar Rau Kalang Kabut
“Banyak prodak Tahu yang ada di pasaran, baik dari produsen yang ada di Pandeglang ini, maupun dari luar Pandeglang. Namun dengan mempertahankan kualitas, terlebih tanpa adanya bahan tambahan pengawet pada Tahu yang saya buat, saya yakin Tahu saya masih cukup banyak peminatnya,” tegas Deo.
Berbekal pengalaman yang didapatnya selama menjadi karyawan pabrik Tahu, berjualan keliling kampung, membuat sendiri, membuka pabrik Tahu dengan mengontrak lahan, hingga saat ini memiliki lahan dan bangunan pabrik Tahu sendiri. Ayah satu anak ini mengaku, bahwa pengalaman hidup itulah yang telah menempanya hingga dia berada di posisinya saat ini.
“Tidak ada yang instan memang dalam perjuangan saya ini, dari menjadi karyawan, berjualan, produksi di rumah, kemudian produksi dengan mengontak lahan, hingga saat ini saya punya pabrik sendiri. Itu semua saya lalui dengan jatuh bangun,” tutupnya. (Adytia)