LEBAK, BINGAR.ID – Demam Berdarah Deungeu (DBD) di Kabupaten Lebak, Banten terus mengalami peningkatan. Dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak tercatat 80 orang terjangkit DBD selama tiga bulan terakhir. .
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak Triatno Supiyono mengatakan, di awal tahun sampai bulan ke tiga ini kasus DBD di Lebak terus mengalami kenaikan. Dari 80 orang tersebut, tiga diantaranya meninggal dunia.
“Ya, sampai bulan ke tiga ini sudah 80 kasus, tiga diantaranya meninggal dunia,” kata Triatno, Rabu (1/4/2020).
Baca Juga : Di Tengan Pandemi Corona, DBD Renggut Nyawa Warga Lebak
Triatno menyadari, banyak masyarakat yang mempertanyakan kepada Dinkes, kaitan dengan penanganan DBD di Lebak, bahkan ada juga masyarakat bahwa Dinkes terkesan lamban dalam upaya penanganan jika di suatu wilayah terdapat kasus DBD.
“Bukannya kami lambat tetapi ada tahapan-tahapannya. Harus dilakukan penyelidikan epidemi (PE) dulu untuk memastikan ada atau tidak jentik nyamuk di wilayah itu, kalau tidak ada artinya pasien bukan terjangkit di situ,” jelas Triatno.
Triatno menyarankan agar masyarakat dapat memberantas sarang nyamuk untuk menekan kasus DBD di Kabupaten Lebak. Selain itu, dia juga meminta agar kader-kader posyandu bisa menjadi juru pemantau jentik (Jumantik), agar jentik nyamuk itu tidak berkembang.
Baca Juga :Empat Warga Positif DBD, Desakan Untuk Dinkes Pandeglang Disuarakan
“Rutin secara berkala memeriksa tempat-tempat penampungan air di setiap rumah warga dan tempat lain yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk DBD,” ujarnya.
Pemberantasan sarang nyamuk lebih optimal ketimbang harus dilakukan fooging, sehingga langkah tersebut jika dilakukan oleh masyarakat sangat tepat..Karena jika langsung melakukan pengasapan tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), khawatir dapat membahayakan keselamatan warga itu sendiri.
“Kalau kemudian di wilayah tersebut tidak ada jentik lalu kita fogging sama saja kita meracuni masyarakat,” pungkasnya. (Sajid/Red)