PANDEGLANG, BINGAR.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang menganggap hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang potensi gempa megathrust yang menyebabkan tsunami 20 meter di wilayah pantai Selatan Pulau Jawa hanyalah sebuah teori.
Kepala Pelaksana BPBD Pandeglang, Surya Darmawan, isu yang saat ini berkembang dimasyarakat terlalu dilebih-lebihkan sehingga membuat risih banyak masyarakat di sejumlah daerah pesisir pantai. Ia menegaskan bahwa hal itu hanyalah teori yang dianggap seperti prediksi yang akan terjadi.
Baca Juga : Ramai Isu Tsunami 20 Meter, Muncul Rekaman Suara Tentang Gempa dan Letusan Krakatau yang Ternyata Hoaks
“Apa yang disampaikan ITB itu merupakan teori jadi pasti di setiap wilayah subduksi, artinya pertemuan dua lempeng itu punya potensi gempa bumi, sehingga menyebabkan tsunami 20 meter tersebut itu hanya teori, namun disampaikan terlalu inilah (berlebihan-red) nah itu belum ke arah prediksi semua wilayah yang subduksi itu pasti memiliki potensi seperti itu, namun media terlalu memblow up hal ini sehingga menjadi berita yang viral,” katanya, belum lama ini.
Ia menghimbau, masyarakat tidak perlu khawatir tentang isu tersebut sebab yang saat ini viral hanyalah sebuah teori yang beredar.
“Masyarakat tidak perlu khawatir tentang hal ini, dan ini bukan prediksi ya beda ya potensi dengan prediksi, kalau prediksi itu di situ menyangkut lokasinya dimana, kemudian juga kapan, nah itu,” tegasnya
Ia mengaku, pihaknya juga telah melaksanan antisipasi dengan membuat Desa tangguh bencana di wilayah selatan Pandeglang sekaligus mengedukasi kepada masyarakat terkait isu Megatrust yang bisa saja terjadi di kemudian hari.
Ia menyatakan bukan hanya dari gempa bumi yang bisa menyebabkan terjadinya tsunami, ia mencontohkan saat ada meteor jatuh ke laut pun akan menyebabkan tsunami, hanya tinggal bagaimana menyampaikan kepada masyarakat agar tidka tinggal di wilayah pesisir pantai.
Baca Juga : Etnik Folk Lebak, Beranda Rumah Telurkan Pusparagam Perdana Bertajuk Sabarima
“Kalau kita mau bicara potensi misalnya ada meteor jatuh ke samudra Hindia lebih dari 100 meter tingginya, potensi semua meteor bisa jatuh ke laut, tidak perlu di ini (belowup-red) kan, tinggal perlu kewaspadaan masyarakat untuk tidak tinggal di wilayah pesisir pantai,” imbuhnya
Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan antisipasi melakukan pengetesan sirine di tiga tempat berbeda.
“Kemarin kita rutin melaksanakan kegiatan pengetesan sirine, jika sampai terjadi tsunami,” pungkasnya. (David/Red)