Bersama Petani Tambak, YPUI Gulirkan Konsep WMT di Panimbang

Environmental Education and Campaign Officer YPUI, Vivit Nurhavita, bersama para petani tambak saat memanen Timun Suri pada konsep WNT. Adiytia

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Yayasan Planet Urgensi Indonesia (YPUI) bersama para petani tambak yang berada di Kampung Tanjung Baru, Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, mulai mengembangkan konsep Wina Mina Tani (WMT), dengan pemanfaatan lahan pematang tambak, sebagai media tanam palawija.

Environmental Education and Campaign Officer YPUI, Vivit Nurhavita mengatakan, konsep WMT yang dilakukan petani tambak dengan dimotori YPUI ini, merupakan konsep pemaduan jasa ekosistem mangrove, untuk meningkatkan hasil produktivitas perikanan, serta pemanfaatan lahan, melalui sebuah komitmen kepedulian lingkungan hutan mangrove diwilayahnya.

Baca Juga : YPUI Ajak Ratusan Siswa SD Mengenal Manfaat Mangrove Untuk Kehidupan

“Pendampingan YUPI pada masyarakat dalam mengembangkan konsep WMT ini, merupakan salah satu dari beberapa program yang ada di YUPI, untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan suber perekonomian secara berkesinambungan,” ungkap Vivit Nurhavita, Rabu, 13 Maret 2024.

Dijelaskannya juga, bahwa penerapan WMT itu sebenarnya bukanlah konsep baru bagi para petani tambak, khususnya yang berada di Kabupaten Pandeglang. Akan tetapi diperlukan ketelitian serta kesabaran petani, dalam mengolah tanah pematang tambak yang ada, sehingga bisa ditanami palawija dengan hasil yang baik.

“Meskipun WMT ini bukan hal yang baru, namun dalam prosesnya butuh ketelitian, maupun kesabaran petani, dalam mengolah lahan pematang tambak sebagai media tanam yang baik untuk pakawija, karena lingkungan tambak tersebut mempunyai kadar garam yang tinggi,” terangnya.

Baca Juga : Guna Pemulihan Ekosistem Pesisir, BTNUK Siap Jalin Kerjasama Dengan YPUI

Menurut Vivit, setidaknya ada 3 jenis komoditas yang saat ini tengah dilakukan pengembangan dalam konsep WMT tersebut, yakni budi daya Ikan Bandeng dan Nila, serta budidaya Timun Suri, Jagung, Melon juga Semangka.

“Alhamdulillah konsep WMT ini sudah dilakukan sejak Januari 2024 lalu, dan saat ini tanaman Timun Suri dan Melon secara bertahap sudah panen, sementara budidaya Ikan Bandeng-nua, saat ini tengah berproses,” tambahnya.

Masih menurut Environmental Education and Campaign Officer YPUI, bahwa pihaknya saat ini tidak hanya sebatas memberi pendampingan saja. Melalui program WMT tersebut, YPUI juga memberikan bantuan permodalan pada petani untuk pengembangan konsep WMT agar lebih maksimal.

Baca Juga : Dalam Program Konservasi Terumbu Karang, FPTK Teken Fakta Integritas

“Dalam konsep WMT ini, kami tidak hanya memberi pendampingan semata, kita pun terus mengajak petani untuk terus mengembangkan konsep WMT ini agar bisa lebih maksimal, dengan memberi bantuan permodalan bagi petani,” pungkasnya.

Sementara itu, Carmadi Ketua Kelompok Masyarakat di Kampung Tanjung Baru, Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, Pandrglang, mengaku sangat antusias dengan adanya pendampingan dari YPUI dalam mengembangkan konsep WMT rersebut.

“Tentunya senang, karena selain diberikan ilmu-ilmu, kami juga diberikan kemudahan untuk mengakses permodalan, dan kami sangat optimis jika konsep WMT ini bisa berjalan dengan baik dan sesuai harapan,” ucapnya singkat. (Adytia)

Berita Terkait