Berkah Ramadan, Pedagang di Wisata Kuliner Mulai Meraup Untung

Suasana wisata kuliner Gedung Joeang pada malam hari (Foto: Syamsul/Bingar)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Suasana di wisata kuliner Gedung Joeang, Kabupaten Pandeglang pada bulan Ramadan kali ini terlihat mulai menggeliat.

Padahal ketika diumumkan pandemi Covid-19, area bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pandeglang ini sempat anjlok. Bahkan ada beberapa lapak yang harus gulung tikar akibat sepinya pengunjung.

Hal itu diutarakan Ketua Paguyuban Pedagang Wisata Kuliner Gedung Joeang, Norman. Dia menuturkan, wabah corona sempat berdampak terhadap omzet pedagang di wisata kuliner.

Pasalnya, sejak awal bulan April lalu pengunjung yang berbelanja ke lokasi tersebut begitu menurun secara drastis. Selain itu, ia mengaku sulit untuk bisa meraup keuntungan. Melainkan setiap harinya ia harus menutupi kekurangan dari modal yang ia keluarkan.

“Yang dari jumlah lima belas itu ada tiga gulung tikar bangkrut. Paling sehari itu yang beli satu atau dua orang. Bagaimana kita mau untung yang ada nombokin modal terus,” kata Norman kepada Bingar.id, Sabtu (16/5/2020)

Namun kini, para pedagang di lokasi tersebut mulai tersenyum lebar. Soalnya bulan suci Ramadan ini mereka tetap mendapat berkah dengan mulai ramainya pengunjung yang mencari takjil untuk berbuka puasa.

Setidaknya berkah itu mulai dirasakan sejak hari kesepuluh bulan Ramadan. Beberapa lapak yang menjajakan beraneka takjil diburu oleh pengunjung.

“Berkah Ramadan dengan ada surat izin secara langsung dari pemerintah daerah kita diizinkan untuk membuka pasar takjilan. Dari situlah mulai meningkat pembeli, total semua yang jualan di sini ada sepuluh pedagang. Sekarang pengunjung mulai dari sepuluh hari puasa sudah mencapai 30 sampai 45 persen. Waktu corona kita drop kadang tidak ada penjualan,” ucapnya.

Akan tetapi, ia belum bisa memprediksi kawasan kuliner yang diresmikan pada Agustus 2019 itu akan tetap ramai usai Ramadan. Mengingat pandemi Covid-19 juga belum diketahui akan berakhir.

“Wah kalau puasa sudah selesai nanti saya juga tidak tahu apakah bakal terus bagus seperti ini penjualan atau malah menurun seperti sebelumnya. Apalagi kalau virus corona masih tetap ada,” ungkapnya ragu.

Sementara, seorang penjual Es Kelapa, Aang mengatakan hal senada. Sejak munculnya virus corona di Indonesia membuat omset jualannya turun drastis. Dalam satu hari saja ia hanya mampu menjual Es Kelapa sebanyak 5 butir kelapa. Namun memasuki bulan suci, ia mampu menjual hingga 20 butir kelapa segar.

“Kalau sebelumnya itu ya sehari lima butir kelapa saja susah. Alhamdulillah setelah Ramadan penjualan meningkat lagi sekarang mah. Sehari bisa habis 20 butir kelapa,” ujar pria yang akrab disapa Kuncir itu. (Syamsul/Red).

Berita Terkait

Berita Terbaru