Bantuan Sosial Dari Kemensos Naik Jadi Rp200 Ribu

Mentri Sosial RI, Juliari P Batubara (Dok.Kemsos)

JAKARTA, BINGAR.ID – Kementian Sosial (Kemensos) RI pastikan nilai bantuan sosial bagi keluarga penerima manfaat atau KPM naik menjadi Rp200.000. Keputusan kenaikan yang dulu di sebut program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) mulai berlaku pada Bulan Maret – Agustus 2020.

“Bulan Maret ini, per 1 Maret sampai 31 Agustus, Program Sembako yang dulunya program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), kita naikkan dari Rp150.000 menjadi Rp200.000. Ini bukan saya yang perintahkan tapi Bapak Presiden Jokowi yang perintahkan,” kata Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara, pada kegiatan Launching Program Sembako di Kabupaten Bengkulu Utara, Selasa (3/2/2020).

Menurut Juliari, pemerintah sangat menyadari situasi ekonomi yang ada terkait dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 (virus corona), oleh karena itu pemerintah menaikkan bantuan Program Sembako selama enam bulan.

“Kami menaikkan menjadi Rp200.000 untuk periode enam bulan ini dulu ya. Kalau memang ternyata enam bulan ini ekonomi membaik, kita tidak teruskan. Tapi kalau ternyata ekonomi kita masih mengalami pelambatan akibat dari dampaknya, terus terang virus corona ini, kita akan teruskan,” jelssnya.

Ia mengatakan, bahwa tujuan dari kenaikan tersebut adalah menjaga konsumsi rakyat yang berada di lapisan terbawah.

“Yang paling utama tujuannya adalah menjaga konsumsi rakyat yang lapisan terbawah agar tidak terlalu terdampak apabila ada perlambatan atau kontraksi di ekonomi kita,” jelasnya.

Dengan adanya kenaikan bantuan tersebut, pemerintah juga berharap bahwa bantuan tersebut dapat menggerakkan ekonomi lokal dengan pembelian bahan pangan Program Sembako menggunakan komoditas lokal.

“Kita harapkan juga dari kementerian sosial agar bahan-bahan makanannya itu yang lokal, sehingga juga ada pergerakan ekonomi lokal, jadi kalau misalnya di situ kan saya nambahin daging ayam atau daging ikan, kalau daerah situ adalah penghasil ikan, ya ikan. Kalau misalnya ga ada ikan, di situ ada ayam ya daging ayam, jadi ini sangat kami harapkan supaya istilahnya kearifan lokalnya juga dijalankan,” harapnya. (Red)

Berita Terkait