PANDEGLANG, BINGAR.ID – Apem putih merupakan makanan khas di Kabupaten Pandeglang, yang mudah ditemui di bulan suci Ramadhan terutama di Kadu Bungbang, Kecamatan Cimanuk.
Pasalnya, sebagian besar masyarakat di Kadu Bungbang, merupakan pengolah apem putih yang di kenal sebagai Apem bohay. Dinamai Apem Bohay, karena ukuran apem ini relatif lebih besar dibandingkan dengan apem lainnya.
Sebetulnya, keberadaan apem tidak hanya hadir pada tiap bulan ramadhan saja, melainkan juga di hari-hari biasa. Namun, permintaan akan makanan khas Kabupaten Pandeglang ini meningkat tajam selama Ramadhan.
Salah satu pengerajin Apem Bohay, Sukayah (60) mengaku, sudah sembilan tahun membuat apem. Meski begitu, dia tidak setiap hari melakoni usaha tersebut. Lantaran, penjualan dihari biasa tidak seramai saat ramadhan.
“Sebetulnya tiap hari juga kita buka, tapi itu juga kalau ada yang pesan saja, karena yang beli tidak seramai saat bulan puasa, tapi kalau bulan puasa pembeli mulai berdatangan dari pukul 02.00 Wib, sampai 17:30 Wib,” kata Sukayah di rumahnya.
Meski apem selalu di buru saat Ramadhan, namun omset penjualan apem milik Sukayah tahun ini menurun ketimbang tahun lalu. Dalam sehari ia hanya mampu menjul 100 bungkus saja. Padahal, sebelumnya ia mampu menjual 300 bungkus apem. Ini dikarenakan adanya pandemi Virus Corona atau Covid-19.
“Tahun ini cuman bikin sedikit 100 bungkus satu hari, karena penjualannya menurun semenjak ada virus Corona,” jelasnya.
Sementara itu, Sukayah menjua satu bungkus apem dengan harga Rp10 ribu, yang isinya ada 10 Apem berwarna putih. Sedangkan untuk campuran gula cair dijual dengan harga yang berbeda yakni Rp2.500 per-bungkus.
“Kalau belinya eceran sih Rp10 ribu apemnya doang gula nya itu Rp2.500 tapi kalau buat dijual lagi mah, satu bungkusnya Rp8 ribu,” pungkasnya. (Syamsul/Red)