PANDEGLANG, BINGAR.ID – Merujuk dari data yang ada pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang, angka pengangguran usia produktif di Pandeglang ini, tergolong masih tinggi. Meskipun angkanya mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2022 lalu.
Menurut Kepala BPS Pandeglang, Achmad Widijanto, dari data terbaru terkait jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang ada di Kabupaten Pandeglang saat ini, kisaran angkanya masih berada di 9,05 persen dari jumlah jiwa usia produktif, atau 53.406 TPT, dengan jenjang pendidikan mulai dari SD, SLTP, SLTA hingga Mahasiswa.
Baca Juga : BPS Terjunkan 965 Petugas untuk Sensus Pertanian di Pandeglang
“Dari pusat data statistik yang ada, di tahun 2023 tercatat sebanyak 537.026 jiwa usia produktif di Pandeglang, masuk dalam katagori bekerja, dari total 590.432 jiwa penduduk Pandeglang, yang masuk dalam katagori usia produktif tersebut,” jelas Achmad Widijanto, Jumat 1 Maret 2024 kemarin.
Dikatakannya juga, bahwa angka TPT memang mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2022, yang menurutnya masih berada dikisaran 9,24 persen. Bahkan hal tersebut menempatkan Pandeglang di posisi kedua TPT-nya, atau berada di bawah Kabupaten Serang di Provinsi Banten ini.
Baca Juga : Sensus Pertanian 2023 di Pandeglang Segera Dimulai
“Pada tahun 2021, jumlah persentase TPT di Pandeglang ini, berada di angka 7,7 persen, pengangguran di Pandeglang itu hanya 7,7 perssen, dan naik menjadi 9,24 persen di tahun 2022, kemudian ada penurunan jumlah di tahun 2023-nya, meskipun penurunannya masih relatif kecil, sekitar 0,19 persen, menjadi 9,05 persen,” tambahnya.
Menurut Widijanto, salah satu penyumbang TPT terbesar, yakni dari lulusan SLTA dengan total TPT sebesar 27.681 jiwa. Kemudian TPT dari status pendidikan setingkat SD, sebanyak 13.535 jiwa, dan TPT dari lulusan SLTP sebanyak 10.014 jiwa, dan terakhir TPT dari lulusan S1, atau lulusan dari Perguruan Tinggi sekitar 2.176 jiwa.
Baca Juga : Sensus Pertanian 2023, Upaya Pemerintah Hadapi Krisis Pangan
“Sektor pendidikan di Pandeglang ini, kurang mendukung dalam kemampuan kerja, atau kurang kopetensi untuk menciptakan tenaga kerja yang dibutuhkan lapangan kerja itu sendiri. Padahal di Pandeglang kan potensi terbesarnya dari pertanian, nah ada gak SMA atau SMK yang punya jurusan pertanian, dan fokus pada sektor secara spesifik, baik itu Perkebunan maupun Holtikultura,” ungkapnya lagi.
Selain pendidikan, Kepala BPS Pandeglang ini pun menegaskan, bahwa faktor lain yang juga harus diperhatikan, adalah langkah nyata dari Pemerintah setempat, untuk membuka peluang investasi, guna memberi kesempatan dan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya.
“Pemerintah Daerah harus memiliki strategi yang efektif dalam penanggulangan masalah pengangguran ini, khususnya membuka pintu selebar-lebarnya pada investor, agar mau berinvestasi di Kabupaten Pandeglang, sehingga peluang dan kesempatan kerja menjadi lebih terbuka, disamping terus melakukan kegiatan Job Fair secara masif,” pungkasnya. (Sendi/Adyt)