BINGAR.ID – Diantara Anda, pasti pernah melihat foto-foto ledakan yang ditimbulkan oleh bom nuklir, membentuk awan yang membubung ke langit, berbentuk jamur raksasa di angkasa. Awan ini disebut pyrocumulus.
Rekaman visual yang paling fenomenal mungkin saat menangkan ledakan bom atom di Hiroshima maupun Nagasaki, Jepang pada Perang Dunia Ke-II.
Lalu pernahkah Anda berpikir, mengapa ledakan bom atom selalu memicu gumpalan awan yang seolah membentuk jamur? Bagaimana awan itu bisa terbentuk?
Baca juga: Chandra Asri Kembangkan Teknologi Suar Tanpa Asap
Berdasarakan keterangan yang dikutip dari NatGeo Indonesia, ledakan bom nuklir menghasilkan gas panas yang terbakar dan membentuk bola. Sembari membubung ke atas, bola ini juga berakselerasi ke segala arah.
Karena bola gas yang berakselerasi ini lebih panas dan lebih tak padat dibandingkan dengan udara disekelilingnya, maka terbentuklah dengan apa yang kita lihat sebagai bagian atas dari awan jamur, atau tudung jamur.
Sementara itu, gulungan yang terdapat dibagian bawah tudung awan jamur adalah hasil dari perbedaan suhu antara bagian tengah dan luar awan jamur.
Baca juga: Kemenparekraf Gandeng BPPT Kaji Penerapan Teknologi di Sektor Parekraf
Bagian tengah memiliki suhu lebih panas dan akan naik lebih cepat, meninggalkan sisi pinggir luar yang lebih dingin dan lambat.
Saat naik ke angkasa, bola tersebut meninggalkan udara yang telah memanas, menciptakan efek yang terlihat seperti cerobong. Peristiwa ini menarik semua asap dan gas yang ada di sekitarnya sehingga membentuk apa yang kita lihat sebagai batang dari awan jamur raksasa tersebut.
Semua proses itu disebut instabilitas Rayleigh-Taylor yang secara umum menggambarkan percampuran antara dua jenis zat dengan kepadatan yang berbeda. (Ahmad/Red)