Akibat Banyak Pedagang Gulung Tikar, Target PAD Pasar Pandeglang Anjlok

Pasar Badak

Sejumlah toko di Pasar Badak Pandeglang yang sudah tidak lagi aktif berjualan, alias gulung tikar akibat sepi pengunjung dan pembeli. Sandi

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Sejumlah toko yang ada di los-los bangunan Pasar Badak Pandeglang, saat ini sudah banyak yang kosong, atau tidak lagi terisi, akibat banyaknya pemilik, maupun penyewa toko tersebut gulung tikar, lantaran sepi pengunjung, maupun pembeli.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Pandeglang, Asep Dede mengatakan, bahwa sedikitnya ada sekitar 1.017 jumlah lapak yang ada di Pasar Badak Pandeglang, baik itu berupa toko, kios, los, maupun pedagang di pelataran. Namun setengah dari jumlah itu, saat ini sudah banyak yang tidak lagi berjualan.

Baca Juga : Pedagang Keluhkan Kondisi Pasar Badak Pandeglang Yang Kumuh dan Bocor

“Ada sekitar seribuan lebih, tapi memang banyak toko yang tutup, setengahnya atau sekitar 50 persennya,” kata Asep, Kamis, 1 Agustus 2024.

Asep mengungkapkan, akibat banyaknya toko, kios, maupun los yang kosong, atau tidak lagi aktif berjualan di Pasar Badak itu, jelas sangat berdampak besar pada target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi.

Baca Juga : Harga Bawang di Pasar Badak Pandeglang, Mulai Alami Kenaikan

“Di tahun 2024 ini, kita mendapat target PAD dari Pasar yang ada di Kabupaten Pandeglang, sebesar Rp3,7 miliar, yang salah satunya dari Pasar Badak Pandeglang ini. Namun hingga Juli 2024 ini, kita baru masuk target PAD sebesar Rp1,42 miliar,” akunya.

Lebih lanjut, Asep menuturkan, bahwa selain banyaknya toko yang tutup, ada faktor lain yang menyulitkan tercapainya PAD tersebut, yakni kurangnya kesadaran para penyewa, terkait pembayaran uang sewa.

Baca Juga : Aparat Hukum Dikerahkan Buat Tagih Sewa Kios Pasar Badak

Padahal, dirinya mengklaim bahwa harga sewa yang ditetapkan pemerintah terbilang murah. Untuk kios, penyewa hanya perlu membayar Rp25 ribu per bulan, los Rp 10 ribu, dan pelataran Rp7500 per bulannya.

“Ya terkait sewa juga agak sulit, karena tingkat kesadaran dari para pedagang juga kurang, kemudian mereka juga punya banyak alasan, seperti pasar sepi, pengunjung kurang datang di pasar, karena kebanyakan belanja di online,” pungkasnya. (Sandi)

Berita Terkait