PANDEGLANG, BINGAR.ID – Sejumlah pengurus Partai Politik (Parpol) di Kabupaten Pandeglang menyerukan tolak radikalisme yang dikhawatirkan masuk dan berkembang di Bumi Pandeglang.
Momentum Hari Lahri Pancasila yang di peringati tiap 1 Juni, harus menjadi refleksi untuk seluruh lapisan masyarakat Pandeglang dalam berbangsa dan bernegara agar tidak terpapar paham radikalisme.
Sekjen DPC Partai Nasdem Kabupaten Pandeglang, Fajar Setiawan mengatakan, paham radikalisme bisa masuk dan berkembang kapan saja ke Kabupaten Pandeglang, jika nilai-nilai Pancasila tidak diamalkan dengan baik.
Baca Juga : Warganya Diduga Teroris, Irna Minta Polri Kedepankan Praduga Tak Bersalah
Selain itu, tindakan radikalisme itu sendiri disebabkan oleh minimnya keilmuan dalam memahami agama. Bahkan, dengan adanya tindakan terorisme yang saat ini mengatasnamakan Islam tentu sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam.
“Belajar agama secara dangkal dapat memicu mereka melakukan kekerasan, bahkan atas nama agama. Tindakan terorisme dalam bentuk apapun sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan nilai Pancasila,” kata Fajar, Senin (1/6/2020).
Menurut Fajar, Para pemuda merupakan salah satu pioner terpenting dalam mengimplementasikan pancasila dan UUD 1945 dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa yang bertujuan untuk melawan segala macam paham kebencian dan kekerasan yang ingin merusak keutuhan negara.
“Banyak hal yang bisa dilakukan dalam memberikan pemahaman terhadap para generasi penerus, agar bisa menerapkan isi yang ada dalam Pancasila kedalam kehidupan nyata. Pemuda bisa menjadi pionir dalam pembentukan komunitas cinta damai di lingkungannya. Komunitas-komunitas tersebut lah yang melakukan sosialisasi ke masyarakat maupun ke sekolah-sekolah akan bahaya paham radikalisme,” ujarnya.
Baca Juga : Densus 88 Antiteror Amankan Terduga Teroris di Pandeglang
Ketua DPC Gerindra Pandeglang, Syahrudin mengatakan, kemurnian jati diri bangsa Indonesia ada di dalam Pancasila. Jika Pancasila nya lemah, maka lemah juga negara Ini.
“Hari Pancasila bahwa sudah saatnya kita mulai kembali menghayati dan mendalami serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila dari sila ke 1 sampai ke 5. Contoh nya sila ke 3 Persatuan Indonesia. Apabila ini tidak diamalkan maka Bhineka Tunggal Ika tidak akan ada artinya,” kata Syahrudin. (Syamsul/Red)