Lahir Dengan Usus Terurai, Bayi Berumur 3 Hari di Citeureup Butuh Bantuan

Bayi Laki-laki di Kampung Kamuning, Desa Citeureup, Panimbang, lahir dengan kondisi usus terurai (Foto. Deden/Bingar)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Bayi berjenis kelamin laki-laki buah hati dari pasangan Sobari (29) dan Siti Julaeha (31) warga Kampung Kamuning, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang lahir dengan kodisi cacat.

Bayi berumur 3 hari itu lahir dengan kondisi usus berada di luar perut atau disebut juga sebagai kondisi gastroschisis. Saat lahir, bayi mungil itu tanpa didampingi bidan ataupun Paparji.

Sobari menceritakan, saat itu dirinya tengah menjemput bidan. Namun belum sampai ke rumah bidan anak pertama dari itu telah lahir dengan kondisi usus terurai pada Minggu (10/5/2020) sekitar pukul 15.30 Wib.

“Saat itu anak kami lahir dengan sendirinya kami sudah berusaha menghubungi bidan desa maupun kader yang ada, namun saat di perjalanan bayi kami sudah lahir dengan usus nya terurai,” kata Sobari, Selasa (12/5/2020).

Karena lahir tidak lajim pihak keluarga langsung membawa bayi dan ibunya ke Puskesmas Panimbang, namun dari Puskesmas langsung di rujuk ke RSUD Berkah Pandeglang.

Sayangya, sesampainya di RSUD Berkah Pandeglang tidak langsung mendapat pertolongan hanya diberikan rujukan kembali dan di sarankan ke rumah sakit Benggala Serang.

“Kami saat itu panik dan lekas dibawa ke Puskesmas terdekat, sesampainya di Puskesmas kami di rujuk ke rumah sakit yang ada di Pandeglang untuk dilakukan perawatan tapi sesampainya di rumah sakit pandeglang kami di rujuk kembali ke RS Benggala untuk dilakukan operasi,” jelasnya.

Malangnya, bayi tersebut malah di bawa pulang ke rumah, karena penghasilan sehari-sehari Sobari sebagai pekerja serabutan tidak cukup untuk biaya oprasi. Selain tidak memiliki biaya, Sobari juga tidak terdaftar sebagai peserta BPJS.

“Untuk saat ini bayi kami bawa pulang kembali dan tidak dibawa ke rumah sakit yang ada di Serang, karena kami tidak mampu untuk bayar operasi,” pungkasnya.

Sementara tetangga Sobari yang turut melakukan pendampingan, Awang Gustiawan berharap, ada dermawan yang mau meringankan biaya pengobatan bayi Sobari. Karena bila tidak segera di tangani khawatir berdampak buruk pada kondisi bayi.

“Saya kasihan melihat bayi lahir dengan kondisi seperti itu. Mudah-mudahan ada dermawan yang dapat meringankan biaya pengobatan bayi tersebut, karena jika melihat kondisi keluarga Sobari mereka masuk dalam keluarga tidak mampuh,” tambahnya. (Deden/Red)

Berita Terkait