Tak Perlu Kecewa Puasa Tanpa Tarawih Berjemaah

Ilustrasi Ramadan (Foto: Freepik.com)

BINGAR.ID – Ibadah puasa Ramadan 1441 Hijriah, akan dirasakan berbeda oleh umat Muslim hampir diseluruh dunia, terutama Indonesia.

Pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda, membuat pemerintah mengeluarkan sejumlah pembatasan selama puasa, salah satunya kegiatan tarawih berjemaah di masjid atau musala. Hal itu dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19.

Atas dasar itu, pemerintah menganjurkan agar pelaksanaan ibadah salat tarawih dilakukan di rumah masing-masing, bisa dengan keluarga atau sendiri.

Tentu hal ini dirasa berat oleh sebagain umat Islam. Salat tarawih berjemaah, dinilai sebagai salah satu kegiatan yang tidak boleh terlewatkan meski sifatnya hanya sunah.

Namun, masyarakat diminta untuk tidak kecewa secara berlebihan. Sebab kondisi saat ini bisa menjadi hikmah besar dalam perjalanan ibadah Ramadan tahun ini.

Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masduki Baidlow malah menceritakan, Rasulullah dan kekhalifahan pertama yakni Abu Bakar Assiddiq justru melakukan ibadah tarawih sendiri-sendiri.

“Kita sebagai umat Islam akan menghadapi bulan Ramadan yang berbeda, dan menurut saya umat Islam mestinya biasa-biasa saja dalam menghadapi kondisi yang berbeda, karena memang sifatnya terpaksa, dan itu sesuatu yang mungkin banyak hikmah yang bisa kita hayati sebagai proses perjalanan ibadah. Taruhlah taraweh itu biasa dilakukan di masjid, ternyata tidak dilakukan di masa nabi, dan khalifah pertama. baru dilakukan di masa khalifah ke dua yaitu Umar Bin Khatab,” ujar Masduki Baidlow seperti yang dikutip dari RRI, Selasa (21/4/2020).

Masduki Baidlow menyebut, tentu dengan beribadah di rumah, akan memberikan kenikmatan yang lebih. Dimana dijalankan bersama keluarga kecil di dalam sebuah rumah tangga.

“Sebenarnya ada aspek lain yang bisa kita gali sebenarnya hikmah apa yang dipetik. Betapa ada kenikmatan yang baru, melakukan jamaah bisa dilakukan dengan keluarga, yang tentu jarang terjadi. Mestinya umat Islam menerima baik-baik saja, melakukan ibadah yang diatur pemerintah. Kita taat di sisi lain, kita disiplin melakukan protokol kesehatan dan memenuhi ketentuan pemerintah,” jelasnya. (Ahmad/Red).

Berita Terkait