Rekonvasi Bhumi Gandeng Nippon Shokubai, Bangun Taman Kehati di Ciomas

Penanaman pohon dalam rangka pembangunan Taman Kehati di Ciomas, Serang. Istimewa

SERANG, BINGAR.ID – Dalam rangka pelestarian lingkungan dan melindungi Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau, sehingga dapat menjaga ketersediaan air. Perusahaan asal Jepang, Nippon Shokubai mengandeng LSM Rekonvasi Bhumi, melakukan penghijauan serta pembangunan Taman Kehati seluas 10 Ha di Desa Cisitu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten.

Hal ini terungkap saat kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia, yang sekaligus Pencanangan Pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) berbasis masyarakat, pada Selasa 28 November 2023, yang di hadiri Camat Ciomas, Kepala Desa Cisitu, serta Pejabat DLH Kabupaten Serang.

Baca Juga : Dalam Program Konservasi Terumbu Karang, FPTK Teken Fakta Integritas

Presiden Direktur Nippon Shokubai, Shinichiro Yoshimoto dalam sambutannya mengatakan, dengan menggandeng Rekonvasi Bhumi membangun Taman Kehati tersebut, merupakan langkah nyata pihaknya dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat dan pelestarian lingkungan.

“Ini adalah salah satu kontribusi perusahaan kami untuk masyarakat. Dengan membangun Taman Kehati ini, diharapkan bisa memperkuat persahabatan kami dengan masyarakat. Bahkan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada lembaga Rekonvasi Bhumi yang dengan setia mendampingi kami,” ungkap Shinichiro.

Baca Juga : Penanaman Ratusan Pohon Mangrove dan Camara untuk Jaga Kelestarian Pesisir Laut Malingping

Sementara Direktur LSM Rekonvasi Bhumi, NP Rahadian, mengapresiasi Nippon Shokubai yang telah mau membangun Taman Kehati di Ciomas. Karena menurutnya, sangat penting dibangun Taman Kehati demi keberlangsungan alam lingkungan dan kehidupan hayati.

“Untuk langkah awal ini, kita menanam 500 pohon atau tanaman endemis sebanyak 18 jenis Tanaman yang langka dan perlu dilestarikan berdasarkan keputusan bupati dan walikota di Banten. Seperti halnya pohon Purut, Koleceran dan Asem Kuranji,” jelas peraih penghargaan Kalpataru di era Presiden SBY ini.

Dikatakannya juga, untuk mewujudkan Taman Kehati tersebut, langkah awal adalah diskusi dengan masyarakat. Sebab menurutnya, Taman Kehati ini dibangun oleh masyarakat, dan untuk masyarakat juga.

Baca Juga : Penuhi Permintaan Pasar, Penanaman Talas Beneng di Pandeglang Diperluas

“Kita Sering menanam, tapi untuk kepentingan pribadi. Tapi tidak nanam pohon untuk burung. Kita berharap dengan taman ke hati ini, ekosistem burung bisa terjaga, serta bisa mendatangkan burung migran maupun burung endemis Banten bisa tetap terjaga,” tambahnya.

Masih menurut Rahadian, nanti pada tahap kedua, yakni pemeliharaan yang nanti langsung dilakukan masyarakat sebagai pemilik lahan, dengan kompensasi jasa lokasi dan jasa pemeliharaan, akan mendapatkan pembayaran dari pihak perusahaan.

“itu kontraknya 5 tahun, jadi selama 5 tahun mereka akan mendapatkan pembayaran, nilainya kita belum tahu. Karena belum ada negosiasi, tapi kalau belajar dari pengalaman di Kadubeureum (Padarincang), setiap hektar itu dibayar Rp2.750.000 per tahun, disini luas areanya 10 hektar,” jelasnya lagi.

TAMAN KEHATI

Untuk diketahui, Taman Kehati sendiri merupakan sebuah kawasan pencadangan sumber daya alam lokal yang berada di luar kawasan hutan. Program pembangunan itu diatur dalam Peraturan Mentari Negara Lingkungan Hidup No. 29 Tahun 2009 tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2012 tentang Keanekaragaman Hayati.

Taman Kehati memiliki potensi yang besar untuk melestarikan tumbuhan, terlebih taman ini bisa diusulkan oleh individu, swasta, dan pemerintah daerah. Dengan demikian, semua pihak bisa bersinergi dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. (Sajid)

Berita Terkait