TANGERANG, BINGAR.ID – Modus pelecehan seksual pada anak kian beragam. Dengan itu, orangtua harus lebih waspada karena kejahatan seksual pada anak yang kini banyak terjadi ialah grooming, yaitu modus pelecehan seksual terhadap anak dengan iming-iming pendekatan.
Atas kegelisahan tersebut, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Tangerang menggelar Webinar dengan tema “Waspada Bahaya Modus Grooming Pelecehan Seksual pada Anak”, di Gedung Nyimas Melati, Kota Tangerang, Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Pelaku Kekerasan Seksual Anak Resmi Diberlakukan Hukuman Kebiri
Wakil Ketua I DWP Kota Tangerang, Nita Kiki mengungkapkan, kegiatan ini diikuti ratusan anggota DWP dari OPD, kecamatan hingga kelurahan secara hybrid. Pendidikan secara webinar ini ditujukan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait kejahatan seksual pada anak dan remaja khususnya dengan modus grooming.
“Dengan itu, para istri ASN Pemkot Tangerang lebih memahami, mencegah hingga meminimalisir kemungkinan terjadinya grooming pada anak-anak kita. Tak terkecuali, dengan ilmu yang didapat juga dapat di-share ke lingkungan sekitar, untuk menjaga anak-anak di lingkungan sekitar. Bahkan, dapat mengambil peran dalam penekanan angka kasus pelecehan atau kejahatan seksual pada anak di Kota Tangerang,” ungkap Nita.
Baca juga: Butuh Blueprint Perlindungan Anak yang Konkret dan Komprehensif
Sementara dalam Webinar kali ini, DWP menghadirkan psikolog yaitu Seto Mulyadi atau biasa akrab dipanggil Kak Seto. Dalam pemaparannya, Kak Seto menjelaskan grooming merupakan upaya orang dewasa untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan ikatan emosional dengan seorang anak atau anak di bawah umur.
“Dalam modus ini, pelaku melakukan manipulasi, mengeksploitasi, bahkan melecehkan korban. Hal ini, sangat berdampak pada kondisi kesehatan mental korban, dan dapat meningkatkan depresi, trauma, gangguan kemasan, gangguan kepribadian dan sebagainya. Maka, orangtua harus mengenal dan mengetahui cara penanganannya yang tepat,” papar Kak Seto, lewat meeting zoom.
Baca juga: Mantan Kades di Lebak Tega “Jamah” Keponakan Istrinya
Ia pun mengimbau, para orangtua untuk tidak ragu melakukan edukasi seks sejak dini, tentu dengan cara yang baik dan tepat. Selain itu, selalu tumbuh menjadi orangtua yang dapat menjadi sahabat dan panutan para anak-anak.
“Terpenting, membangun komunikasi diskusi sejak dini, sehingga anak-anak terbiasa terbuka atas apa yang mereka rasakan atau mereka alami disetia harinya. Pastinya, tidak ragu datang ke psikolog jika kondisi anak memang membutuhkan penanganan yang serius. Daripada terlambat dan merusak masa depan sang anak,” imbau Kak Seto. (Sajid)