Angka Buta Huruf di Pandeglang Didominasi Kaum Perempuan

Melek Huruf

6,43 persen penduduk perempuan Pandeglang belum bisa membaca dan menulis. (Unsplash)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Sebanyak 9.12 persen penduduk di Kabupaten Pandeglang tercatat belum melek huruf. Mereka tidak bisa membaca juga menulis. Dari 9,12 persen itu, didominasi oleh penduduk perempuan dengan perbandingan 6,43 berbanding 2,69 penduduk laki-laki.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang, kemampuan membaca dan menulis dibedakan terhadap huruf latin, huruf lainnya, dan tidak dapat membaca dan menulis.

Baca juga: Dunia Pendidikan di Pandeglang Bertumpu pada Guru Honorer

“Dengan memiliki kemampuan membaca dan menulis huruf latin akan menjadikan seseorang lebih mudah memahami dan menyerap berbagai informasi baik dari media cetak maupun elektronik sehingga akan menambah pengetahuan bagi dirinya,” tulis BPS dalam keterangan yang dikutip Bingar, Senin (24/1/2022).

Kemampuan baca tulis tercermin dari indikator Angka Melek Huruf. Penduduk berusia 15 tahun ke atas di Pandeglang yang sudah mampu membaca dan menulis huruf latin tahun 2021 mencapai 95,47 persen, sisanya sebanyak 2,87 persen adalah penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis (buta huruf).

“Penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis sebagian besar terkonsentrasi pada penduduk usia tua, yaitu penduduk yang berumur 45 tahun ke atas,” katanya.

Baca juga: Carut Marut PPDB di Banten, Ombudsman: Kemunduran Pendidikan

Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dindikpora) Pandeglang, Sutoto justru bingung harus mengintervensi kelompok masyarakat yang mana. Sebab BPS tidak pernah menyerahkan data hasil surveinya ke Dindikpora, sehingga tidak diketahui kalangan mana yang terdata belum melek huruf.

“Selama kami bingung mau intervensi yang mana, sementara BPS tidak pernah menyampaikan hasil surveinya. Jadi sampai saat ini kami belum tahu. Tapi rencananya kami akan berkoordinasi dengan BPS untuk mengetahui angka buta huruf dan partisipasi sekolah supaya bisa kami lakukan penuntasan program wajib belajar,” jelasnya.

Baca juga: Kurikulum Pendidikan Kebencanaan Diminta Segera Diajarkan

Adapun langkah Dindikpora mengentaskan buta aksara di Pandeglang yakni dengan melakukan pemerataan literasi, baik melalui sekolah maupun masyarakat. Dindikpora akan mengoptimalkan peran Taman Baca Masyarakat (TBM) yang dikelola oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

“Upaya yang kami lakukan, lebih kepada pemerataan literasi, baik melalui sekolah maupun masyarakat. Yang masyarakat kami lewat TBM yang dikelola oleh PKBM. Kami juga bekerjasama dengan DPAD, agar ada pengoptimalan perpus keliling dengan harapan masyarakat mau membaca,” tandasnya. (Ahmad)

Berita Terkait