Kisah Warga Sumur Yang Mengais Sisa Reruntuhan Paska Gempa Magnitudo 6.6

Salah seorang warga Kampung Cikaret, Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Sumur, sedang memungut sisa puing reruntuhan bangunan, yang dinilainya masih layak untuk kembali digunakan. Ahmad/Bingar.id

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Paska gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.6 yang mengguncang Kecamatan Sumur, Jumat (14/1/2022) kemarin. BPBD mencatat 263 unit rumah warga mengalami kerusakan yang tersebar di 77 desa dari 23 kecamatan se Kabupaten Pandeglang.

Dari total wilayah yang terdampak tersebut, secara pasti BPBD belum dapat mengklasifikasikan, berapa rumah yang mengalami rusak ringan, sedang, atau berat, termasuk fasilitas umum dan kantor pemerintahan yang mengalami kerusakan.

Baca Juga : Dampak Gempa 6,7 Magnitudo, Ribuan Siswa di Cimanggu Terhambat Belajar

Seperti halnya di Kecamatan Sumur, gempa mengakibatkan plafon Puskesmas Sumur ambruk, lalu 1 bangunan masjid juga dilaporkan rusak. Sementara di Kecamatan Bojong ada 1 musala yang rusak, dan di Cibaliung ada 3 kantor desa yang juga terdampak.

Bahkan tak hanya itu, sarana pendidikan juga ada yang terdampak. Ada 10 sekolah yang rusak, 5 di Kecamatan Sumur, sisanya di Kecamatan Cibaliung, Cikeusik, dan Mandalawangi. Ada juga 1 pondok pesantren yang terdata mengalami kerusakan di Kecamatan Sumur.

Baca Juga : Aktivitas Kegempaan di Banten Selama Juli Meningkat 123,7 Persen

Wartawan bingar.id saat mengunjungi salah satu lokasi terdampak dan berbincang dengan salah satu korban terdampak, menceritakan kisahnya sambil mengais sisa-runtuhan bangunan. Khususnya sisa material bangunan seperti genting dan batu bata yang mungkin masih bisa digunakan lagi.

Mumun, seorang warga Kampung Cikaret, Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Sumur, mengatakan sedang memanfaatkan sisa reruntuhan bangunan agar bisa kembali digunakan untuk membangun ruangan rumahnya yang roboh.

“Sekarang lagi memanfaatkan barang-barang yang masih bisa digunakan,” katanya sambil memilah batu bata.

Dia mengatakan akibat gempa bumi, ruangan dapur dan kamar rumahnya ambruk. Beruntung peristiwa itu tidak sampai melukai anggota keluarganya.

Baca Juga :BMKG: Megatrust Tak Selalu Gempa Besar

“Saat kejadian lagi nyapu, mau mandi. Tiba-tiba kejadian. Kerasa kenceng banget, lumayan lama,” ceritanya.

Namun begitu dia enggan mengungsi. Mumun memilih untuk bertahan di rumahnya sambil berharap adanya bantuan dari pemerintah.

“Barang-barang pecah belah rusak juga, kaya piring, gelas. Kalau eletronik ga ada yang rusak. Tidak mengungsi, takut ada yang masuk ke rumah. Jadi tidur di teras rumah,” jelasnya.

Cerita yang sama diutarakan Saniah, warga Kampung Cikaret, Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Sumur, lainnya. Dia mengaku sedang membantu menurunkan genting rumah yang masih utuh agar tidak semakin jatuh dan rusak.

“Lagi benahin genting yang masih bisa dipakai, pak. Daripada semakin turun, nanti malah hancur. Soalnya atap rumah sudah banyak yang bolong karena gempa kemarin,” pungkasnya. (Ahmad/Red)

Berita Terkait