PANDEGLANG, BINGAR.ID – Di hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-76, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang meraih penghargaan sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terinovatif pada 2020. Dengan diraihnya penghargaan itu, Dinas Kesehatan berharap bisa menjadikan suatu pemacu bagi para tenaga kesehatan agar bisa lebih bersemangat.
“Ini ada amanah yang sangat besar di pundak kami agar bisa lebih giat lagi dalam bekerja dan mengabdi kepada masyarakat Pandeglang,” kata Kepala Dinkes Pandeglang, Raden Dewi Setiani usai menerima penghargaan di Lapangan Kodim 0601 Pandeglang, Selasa (17/8/2021).
Baca juga: Hadapi New Normal, Dinkes Pandeglang Galakkan Sosiasiasi
Berdasarkan hasil laporan dari 36 puskesmas jumlah kasus kematian ibu tahun 2019 sejumlah 178 dari 18.273 KH, dan setelah dilakukan inovasi pelayanan Kesehatan pada tahun 2020 ada penurunan kasus kematian ibu yaitu sejumlah 143 dari 23.110 KH.
Sedangkan kasus balita stunting pada tahun 2018 sebanyak 8.209 (8,8%), 2019 sebanyak 5.798 (20,8%), tahun 2020 sebanyak 7.352 (20,5%) dan pada tahun 2021 sebanyak 7.474 (13,4%).
Dalam rangka memfokuskan percepatan penurunan AKI dan AKB dan penurunan balita stunting di kabupaten Pandeglang dengan upaya–upaya yang efektif dan efisien, serta konsisten dari seluruh pemangku kepentingan untuk ikut bersama-sama dalam upaya tersebut, diantaranya upaya Dinas Kesehatan melahirkan terobosan atau ide inovasi sebagai berikut;
1.SEUPAN CAU (SEHAT UNTUK PANDEGLANG CEGAH KEMATIAN ANAK DAN IBU)
Kegiatannya:
• Pemeriksaan ibu hamil di fasilitas kesehatan termasuk di Posyandu;
• Kegiatan KELAS IBU HAMIL dan KELAS IBU BALITA;
• Pemberian buku KIA;
•Ibu melahirkan di fasilitas kesehatan;
• Bantuan biaya persalinan menggunakan; JAMPERSAL bagi ibu hamil miskin;
• Penguatan kemitraan Bidan Paraji dan Kader;
• Pemasangan stiker P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi);
• Pemasangan bendera warna pink sebagai penanda adanya ibu hamil;
• Kunjungan ibu hamil berisiko;
• Kunjungan pada masa nifas; dan
• Kunjungan pada neonates (0-28 hari).
2. RABU UNTUK IBU
Merupakan gerakan serentak seluruh Bidan Desa dimana setiap hari RABU mengunjungi rumah ibu hamil secara rutin untuk memeriksa kehamilannya dan melakukan deteksi dini risiko tinggi serta melaukan rujukan terencana apabila terdapat ibu hamil berisiko ke fasilitas rujukan.
Kegiatannya:
• Pemeriksaan ibu hamil di rumah ibu hamil;
• Penapisan ibu hamil berisiko;
• Melakukan rujukan terencana ke faskes rujukan (Puskesmas PONED, RS); dan
• Bantuan biaya rujukan bagi ibu hamil miskin melalui anggaran JAMPERSAL.
3. PANGLING (PANDEGLANG PEDULI STUNTING)
Kegiatannya:
• Pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu;
• Pemasangan bendera warna merah sebagai penanda ada balita yang stunting;
• Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan);
• Melaksanakan kegiatan KELAS IBU TERPADU dimana Dokter, Bidan, TPG, dan Kader bersama-sama memeriksa kondisi ibu dan balita sesuai dengan perannya masing-masing. (Pemeriksaan, penyuluhan/ edukasi dan demonstrasi masak);
• Makan sehat bersama (babacakan); dan
• Pemberian piagam penghargaan bagi balita yang lulus stunting (kecamatan Cipeucang dan Kaduhejo).
4.SARITA (SELASA BERSERI TANPA ANEMIA)
Merupakan gerakan bersama setiap hari SELASA yaitu melaksanakan pemberian TABLET TAMBAH DARAH bagi remaja putri diseluruh sekolah SMP dan SMA atau sederajat. Pemberian TTD 1 minggu 1 kali sepanjang tahun, usia remaja putri 10-18 tahun. Bekerjasama dengan pihak sekolah.
Kegiatannya:
• Pemeriksaan kesehatan remaja putri;
• Pemberian edukasi;
• Sarapan sehat bersama;
• Pemberian TTD; dan
• Lomba DUTA SARITA.
(ADV)