Saran untuk Lansia Sebelum Divaksin Covid-19

Vaksinasi lansia

Ilustrasi. Imunitas tubuh lansia sebaiknya ditingkatkan dengan memberikan nutrisi makanan yang sesuai sebelum diberikan vaksinasi. (Pexels)

JAKARTA, BINGAR.ID – Kementerian kesehatan telah memutuskan bahwa lansia menjadi salah satu kelompok prioritas dalam program vaksinasi Covid-19 tahap kedua.

Terkait hal tersebut, pakar nutrisi yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Johanes Casay Chandrawinata memberi saran untuk lansia sebelum diberikan vaksinasi Covid-19.

Dia mengingatkan agar imunitas tubuh lansia ditingkatkan dengan memberikan nutrisi makanan yang sesuai sebelum diberikan vaksinasi.

Sejumlah faktor malnutrisi pada lansia di antaranya terjadi karena berkurangnya asupan makanan yang disebabkan oleh tidak nafsu makan atau masalah mengunyah, status mental buruk, isolasi sosial, menurunnya indera perasa dan penciuman, faktor penyakit seperti gangguan pencernaan, diare dan konstipasi.

“Kalau lansia dikasih vaksinasi Covid-19 tapi lansia-nya malnutrisi maka proses pembentukan antibodinya akan berkurang jadi sebaiknya gizi lansia diperbaiki dulu sebelum divaksinasi agar pembentukan antibodi optimal,” kata Johanes.

Baca juga: Siap-siap, Besok Pekerja Publik dan Lansia Mulai Divaksin Tahap Dua

Dia menjelaskan bahwa dalam beberapa penelitian, penambahan monosodium glutamate(MSG) dapat membantu meningkatkan asupan makanan pada lansia dengan memperbaiki rasa makanan dan juga menstimulasi fungsi lambung.

Menurut studi yang dipaparkan Johanes, MSG juga bermanfaat untuk mengurangi artrophic gastritisyang sering terjadi pada lansia sehingga mengganggu absorbsi zat gizi dan menurunkan nafsu makan.

“Dengan menambahkan MSG alih-alih garam dalam menu makanan lansia maka akan memiliki sejumlah manfaat seperti memperbaiki fungsi mulut di mana MSG membuat lansia memproduksi lebih banyak saliva yang penting untuk proses mengunyah dan menelan selain itu menambah ketahanan tubuh,” jelasnya.

Selain itu, Johanes mengungkapkan bahwa lansia juga sering mengalami gangguan pengosongan lambung yang menyebabkan kembung berkepanjangan sehingga mengurangi rasa lapar.

“Penambahan MSG 2-3 gram per hari sampai selama satu bulan ke dalam makanan meningkatkan asam basal dalam lambung dan memperbaiki nafsu makan. Penambahan MSG 0,5 persen pada diet cair tinggi protein meningkatkan kecepatan pengosongan lambung,” katanya.

Baca juga: Tahun Depan, Pemberangkatan Calhaj di Pandeglang Bakal Didominasi Lansia

MSG ataumonosodium glutamateterdiri dari Natrium 12 persen L-Glutamate bebas 78 persen dan air 10 persen. MSG menghasilkan rasa umami secara alami pada di setiap makhluk hidup.

Glutamatebebas terkandung dalam makanan seperti tomat 246 mg per 100 gr, terasi segar 1199 mg per 100 gr dan scallop 140 mg per 100 gr.Glutamatejuga terdapat pada ASI 180 mg per 100 gram, 50 persen total protein ASI itu sendiri.

Dalam jurnal “Pathophysiology” tahun 2017 disebutkan bahwa Glutamate bebas dalam tubuh manusia dewasa berjumlah sekira 10 gram, terbanyak ada di otot (6 gram) dan di otak (2,3 gram).

“Tubuh manusia tidak membedakan glutamate alami dalam makanan dengan yang berasal dari bumbu masak. Jadi dari sudut pandang evolusi dan nutrisi, MSG berkualitas tinggi tidak memberi efek yang aneh dalam diet manusia,” kata dr Johanes.

Baca juga: Komisi VIII DPR RI Bahas Revisi UU Lansia Bersama Pemkot Serang

Tahun 2013 Peraturan Ketua BPOM No 023 sudah menyatakan MSG aman dikonsumsi secukupnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PB IDI dr Daeng M Faqih mengingatkan agar bahan tambahan pangan yang dikonsumsi hendaklah memenuhi sejumlah syarat penting.

“Makanan-makanan itu, termasuk bahan tambahan pangan harus terjamin keamanannya, harus ada ijin edar, jadi aturannya banyak sekali. Kalau tidak masuk itu ya sudah kita tidak boleh merekomendasikan atau menasihatkan ke pasien,” kata Daeng. (Ahmad/Red)

Berita Terkait