Kerajinan Eceng Gondok Kota Tangerang Dilirik Pasar Eropa

Eceng gondok seringkali dianggap sebagai tumbuhan liar sehingga tidak dimanfaatkan dengan baik. (Istimewa)

TANGERANG, BINGAR.ID – Eceng gondok seringkali dianggap sebagai tumbuhan liar sehingga tidak dimanfaatkan dengan baik.

Namun anggapan itu tidak berlaku bagi Ieko Damayanti. Di tangan wanita ini, eceng gondok yang biasa tumbuh liar di danau malah bisa bernilai ekonomis tinggi.

Berkat eceng gondok, Ieko Damayanti, yang merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pinang Beres, Kota Tangerang, berhasil menerima penghargaan dari dua menteri sekaligus pada 27 Oktober 2020.

Baca juga: Hatta Suhata ‘Sulap’ Batok Kelapa Jadi Kerajinan Bernilai Jual

Pertama dari Menteri Riset dan Tekonologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dan Menteri Koperasi Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki.

Ieko memperoleh penghargaan tersebut lantaran keranjang berbahan dasar eceng gondok karya Ieko Ratu Eceng (brand yang dibuat Ieko Damayanti) mampu menembus pasar nasional bahkan internasional.

“Saat acara BRIncubator yang digelar September-Oktober 2020 lalu, Ieko, Ratu Eceng mampu menembus 10 besar UMKM nasional. Saya digembleng selama lima hari untuk bisa menembus pasar internasional,” kata Ieko Damayanti, Sabtu (14/11/2020).

Baca juga: Puluhan Ibu Rajut Masker dan Konektor Masker Cari Tambahan Uang Dapur

Dari pelatihan BRIncubator tersebut, Ieko mendapat permintaan untuk memenuhi pasar Eropa sebanyak satu juta keranjang berbahan baku eceng gondok.

“Eceng gondok oleh coach BRIncubator dinilai bagus karena mempunyai pangsa pasar besar. Coach bilang, akan ada permintaan pasar sebanyak satu juta dari Eropa untuk keranjang,” ungkapnya.

Untuk pasar dalam negeri, produknya kerajinan eceng gondok Ieko akan dimasukkan ke SOGO, Alun-alun Grand Indonesia, Lafayette Indonesia dan berbagai tempat lainnya.

Baca juga: Mengenal 6 Kain Tradisional Indonesia yang Sudah Mendunia

Camat Pinang, Kaonang, mengungkapkan, keberhasilan Ratu Eceng ini, diharapkan bisa menginspirasi UMKM lainnya di wilayah Kecamatan Pinang. UMKM bukan hanya sekadar mengejar profit finansial, namun sesungguhnya harus punya profit non finansial yakni nilai kearifan lokal.

“Eceng gondok ini bahan baku kerajinan yang ramah lingkungan. Eceng gondok inikan dianggap tumbuhan yang mengganggu. Namun bisa dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai jual dan ramah lingkungan. Ini nilai profit non finansial,” ungkap Kaonang. (Sajid/Red)

Berita Terkait